Teror Virus Corona

Sepi Job, Biduan Dangdut Kudus Turun ke Jalan Goyang Kantor Bupati

Tak bisa manggung akibat wabah Covid-19, ratusan pekerja seni dangdut menggeruduk Kantor Bupati Kudus, Senin (31/8/2020)‎.

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/RAKA F PUJANGGA
Sejumlah seniman dangdut Kudus berjoget bersama sebagai bentuk keprihatinan lantaran sepinya pekerjaan sejak wabah Covid-19, di Alun-alun Simpangtujuh Kudus, Senin (31/8/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Tak bisa manggung akibat wabah Covid-19, ratusan pekerja seni dangdut menggeruduk Kantor Bupati Kudus, Senin (31/8/2020)‎.

Mereka kemudian mengungkapkan keprihatinan atas kondisi saat ini lewat bernyanyi dan berjoget di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.

Aksi ini diikuti pekerja seni dangdut, mulai dari pemain musik hingga biduan dangdut.

Satu di antaranya, Intan Oktavia (17). Warga Kudus ini mengatakan, sejak order manggung sepi, dia tak bisa berbuat apa-apa‎.

Namun, perekonomiannya sempat terbantu karena bekerja sebagai sales promotion girl (SPG), selama empat bulan terakhir.

"Sejak bulan Februari, nggak bisa manggung. Akhirnya, saya empat bulan jadi SPG madu. Tapi sekarang sudah nggak lagi," ujar dia.

Hore, Wisata Air di Banyumas Boleh Buka Lagi Mulai Senin 7 September 2020

Dampak Kekeringan Pertanian di Banjarnegara, Pemkab Bantu Petani Tanam Kedelai di Musim Kemarau

Dapat Lampu Hijau dari Kapolda Jateng, PSSI dan PT LIB Sanggupi Tak Ada Penularan Covid-19 di Liga

Menurutnya, bekerja sebagai biduan dangdut lebih menyenangkan karena hobinya adalah menyanyi.

Dalam sekali pentas, dia bisa mendapatkan honor Rp 350 ribu. Jumlah itu belum termasuk saweran yang bisa diperoleh dari penonton.

"Belum dihitung, sawerannya ‎saja bisa sampai Rp 500 ribu sekali manggung," ujar dia.

Minimal, dalam sebulan, dia bisa manggung dua kali. Jika ramai job, bisa lebih dari itu.

"Sebulan, paling sedikit job itu dua kali. Sekarang, sejak corona, tidak ada sama sekali," keluhnya.

Sementara itu, warga Besito, Kecamatan Gebog, Kabupaten ‎Kudus, Ana Maria (30), membawa sedikit 50 orang biduan dangdut Sania Palupi untuk ikut berunjuk rasa di sana.

Dia mengaku sedih lantaran enam bulan terakhir tidak ada pemasukan sama sekali.

"Sebulan, biasanya tiga kali job. Sekarang, tidak ada job sama sekali. Padahal, sekalinya ada job itu honornya lumayan, minimal Rp 1 juta," ujar dia.

Dia menceritakan, selama ini, kesulitan memperoleh pekerjaan karena tidak boleh ada keramaian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved