Prakiraan Cuaca

Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Pulau Jawa Hari Ini, Bisa Sampai 6 Meter

BMKG mengeluarkan peringatan dini dan prakiraan cuaca di Jawa Tengah (Jateng), Rabu (5/8/2020).

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rika irawati
(KOMPAS.com/ ROSYID ASZHAR)
Ilustrasi gelombang tinggi 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini dan prakiraan cuaca di Jawa Tengah (Jateng), Rabu (5/8/2020).

Dari keterangan Forecaster BMKG Kelas II Ahmad Yani Semarang Winda Ratri, langit pada umumnya diprakirakan cerah-berawan.

Namun, ada juga potensi hujan ringan tidak merata di sekitar pegunungan.

Laman resmi prakiraan cuaca sendiri memprakirakan bahwa hampir seluruh wilayah di Jawa Tengah berpotensi cerah pada siang hari dan cerah berawan pada malam hari.

Suhu udara di seluruh wilayah mulai dari 18 derajat celcius dan mencapai 34 derajat celcius.

Suhu udara terendah berada di wilayah Banjarnegara, Temanggung, dan Wonosobo yang bisa mencapai 18 derajat celcius.

Monster Kresek Jaga Gapura Kelurahan Slerok, Kota Tegal. Dibuat dari 5 Kuintal Plastik Bekas

Lansia Usia 50-75 Tahun Rentan Terserang Osteoporosis Rongga Mulut, Ini Penjelasannya

Naik Rp 1000, Harga Emas Batangan di Pegadaian Pagi Ini Rp 1.056.000 Per Gram

Sedangkan suhu udara tertinggi berada di wilayah Blora, Demak, Pati, Purwodadi, Rembang, Sragen, Sukoharjo dan Surakarta yang bisa mencapai 34 derajat Celcius.

Kelembapan udara di seluruh wilayah berkisar antara 45 hingga 90 persen.

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini adanya potensi gelombang tinggi.

"Waspada gelombang tinggi di perairan utara Jawa Tengah (1,25-2,5 m) dan perairan selatan Jawa Tengah (2,5-6 m)," tulis BMKG.

Perlu diketahui, wilayah Jawa Tengah sendiri sudah memasuki masa musim kemarau pada Mei 2020 lalu.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan bahwa menjelang dan pada puncak musim kemarau, langit pada umumnya cerah atau hampir tidak ada awan pada sepanjang hari.

Kondisi tersebut menyebabkan energi matahari tidak banyak mengalami halangan untuk masuk permukaan bumi sehingga suhu pada siang hari menjadi terasa lebih hangat.

"Beberapa hari belakangan (langit) hampir tidak ada awan, clear. Ketika tidak ada perawanan, energi masuk tanpa menghalangi sehingga udara terasa panas dan kering," ungkapnya ketika dihubungi Tribunbanyumas.com, Minggu (26/7/2020) lalu.

Ledakan di Beirut Tewaskan 73 Orang, Terdengar Hingga 240 Km

Setop Bus di Tengah Jalan, BNN Temukan Paket 250 Gram Sabu di Bagasi, Bermula dari Wafer Coklat

Kreditplus Akui Kebocoran Data, Ini yang Mereka Lakukan

Sedangkan, lanjutnya, pada malam hari energi yang diserap akan dilepaskan kembali langit dan bisa berlangsung lebih maksimal karena langit yang cerah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved