Menjadi 1 dari 1000 Jemaah Haji Tahun 2020, Ini Cerita Guru Sekolah Indonesia Riyadh

16 warga negara Indonesia berstatus ekspatriat di Arab Saudi yang terpilih menjadi jemaah haji 2020.

Editor: rika irawati
AP/STR
Ratusan jemaah Muslim mengelilingi Kabah, bangunan berbentuk kubus di Masjid Al Haram, sembari menerapkan jaga jarak sosial untuk melindungi diri dari virus corona, di kota suci Muslim di Mekkah, Arab Saudi, Rabu, 29 Juli, 2020. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Bahagia dan bersyukur, dua kata yang bisa menggambarkan perasaan Ata Farida dan Muhammad Wahyu.

Mereka berdua merupakan warga negara Indonesia berstatus ekspatriat di Arab Saudi yang terpilih menjadi jemaah haji 2020.

Ibadah haji tahun ini memang berbeda dari tahun sebelumnya karena pandemi virus corona.

Pemerintah Arab Saudi memutuskan hanya ada 1.000 jemaah haji tahun ini, yakni warga negara Saudi dan ekspatriat dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Diberitakan Arabnews, Minggu (2/8/2020), Ata Farida mengungkapkan kebahagiaannya terpilih menjadi salah satu jemaah haji 2020.

Ia masih merasa tak percaya dapat beribadah haji di tengah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.

"Ini seperti berkah bagi saya dari Allah, sebelum saya meninggalkan Arab Saudi," kata Farida.

Farida pun memberikan apresiasi kepada pemerintah Arab Saudi yang sangat baik dalam penyelenggaraan ibadah haji. Termasuk, masalah pemantauan kesehatan para jemaah.

"Itu sangat terorganisasi secara baik, saya angkat topi ke Kementerian Haji dan Kementerian Kesehatan (Arab Saudi)," ujarnya.

Ibadah Haji di Era Pandemi, Keliling Kabah Harus Terapkan Social Distancing

Mengintip Pelaksanaan Ibadah Haji di Tengah Pandemi Covid-19, soal Kerikil Jumrah dan Air Zam-zam

Perasaan campur aduk karena bahagia juga dirasakan oleh Muhammad Wahyu. Ia merupakan salah seorang guru di Sekolah Indonesia Riyadh (SIR).

"Alhamdulillah, kemarin memang dari sebelum lockdown itu memang berniat untuk haji, semoga Allah undang tahun ini. Kalau bisa doanya itu istimewa, haji yang istimewa, itu sudah diniatkan," kata Wahyu saat berbicang dengan Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali melalui zoom dan diunggah akun YouTube KJRI Jeddah pada Minggu (1/8/2020).

Wahyu menceritakan, dirinya mendaftarkan haji ke Kementerian Agama Arab Saudi secara online di hari terakhir atau hari kelima pendaftaran.

Ketika itu, ia sempat ingin mengajak istri dan anaknya untuk mendaftar. Akan tetapi, pembatasan usia minimal 20 tahun menjadikan keinginan itu tak terealisasikan.

"Saya konsultasi sama orangtua, minta ridho-nya semoga saya bisa (ikut haji), apalagi dibatasi usia dan berbagai hal," jelasnya.

Selang beberapa hari kemudian, kata dia, teman-temannya sesama guru di SIR pun memberitahu bahwa sudah ada pengumuman peserta haji 2020. Wahyu lolos.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved