Liputan Khusus

Budreg Habiskan Rp150 Juta untuk Pasang Togel, Judi Toto Gelap Tak Ada Matinya, Justru Kian Marak

Habiskan Rp150 Juta untuk Pasang Togel, Judi Toto Gelap Tak Ada Matinya, Justru Kian Marak dan terbuka, banyak kios di pinggir jalan jajakan togel

istimewa/net.
Ilustrasi toto gelap alias togel - Judi togel seolah tiada matinya. Seorang penggila togel bahkan rela menghabiskan uang Rp50 juta untuk adu peruntungan memasang nomor togel. Di tengah pandemi Covid-19, peredaran togel makin marak dan terbuka. Kios-kios pinggir jalan pun seolah bebas menjajakannya. 

Dirinya tidak berani menyebut lokasi mana saja, yang biasa digunakan untuk tempat pasang nomor togel. Sebab, banyak tempat togel yang justru disembunyikan supaya tak terlalu mencolok di masyarakat.

"Saya tidak berani sebut. Pokoknya adalah," tutur pria yang bekerja serabutan ini.

Supaya nomor yang dipilihnya bisa tembus, terkadang Budreg melakukan hal unik untuk mendapatkan nomor. Satu di antaranya dengan melakukan ritual bakar burung gagak di Gombel Semarang.

"Kalau ke dukun saya tidak pernah. Ya justru cari wangsitnya di tempat-tempat yang dianggap banyak orang selalu tepat. Di Gombel itu ada pernah saya ritual sambil bakar gagak. Tapi justru nomor yang didapat tidak tembus," imbuhnya.

Sejak adanya pandemi Covid-19, Budreg lebih memilih untuk berhenti bermain togel. Selain sedang kesulitan ekonomi, dia juga ingin menghentikan kebiasaan buruknya itu.

Ia menganggap, uang dari hasil togel tidak pernah ada manfaatnya.

"Misal dapat ya uang itu hilang enggak jelas. Ekonomi saya juga gini-gini aja. Masih susah buat bayar anak sekolah. Makannya lebih baik berhenti saja," tutupnya.

Beda lagi pengalaman Budi warga Simongan. Budi (bukan nama sebenarnya) ditemui Tribun Jateng di Simongan menyebut kebanyakan admin di kios togel adalah perempuan.

Alasannya tidak diketahui secara pasti, namun penilaiannya sebagai upaya pemanis atau menarik konsumen.

Dia menyebut ada lapak togel besar berlokasi tak jauh dari Sam Poo Kong. Lapak itu sudah lama ada dan pemasang atau pemain makin ramai.

Bahkan dalam sehari omzet mencapai puluhan juta. Lapak itu beroperasi mulai pukul 11.00 hingga pukul 23.00.

Pemilik atau pengecer adalah warga Sampangan namun menyewa kios di lokasi tersebut.

Satu keluarga menekuni agen togel. Budi mengetahui betul bagaimana geliat judi togel di Semarang.

Bahkan ia sempat menjadi pengecer sebentar namun terpaksa tutup karena sepi pembeli.

"Kalau usaha ini susahnya di awal, keuntungan tidak seberapa karena kan konsumen sepi. Tapi kalau sudah punya banyak pelanggan ya enak," tutur dia.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved