Berita Viral

Viral Video Emak-emak Peluk Paus Pembunuh yang Dikira Lumba-lumba di Sulawesi

Sebuah video seorang emak-emak memeluk seekor paus pembunuh yang berada di pantai viral di media sosial.

Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Tangkapan layar video Paus Orca dibawa oleh warga(screenshoot) 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Sebuah video seorang emak-emak memeluk seekor paus pembunuh yang berada di pantai viral di media sosial.

Dalam rekaman tersebut, dia menyebut hewan itu adalah lumba-lumba.

“Ini lumba-lumba datang di Inobonto, semoga lumba-lumba ini membawa berkah buat kita sekampung,” ujar seseorang dalam video viral itu.

Dalam video terlihat beberapa orang berkerumun sambil memeluk Paus Orca yang dikira lumba-lumba tersebut.

SMA Negeri di Banyumas Juga Dilarang Tarik Iuran

Dari 100 Hotel Terbaik di Dunia Empat di Antaranya Berada di Bali

Desa Kuntili Sumpiuh Banyumas Dicanangkan Menjadi Kampung Siaga Candi dan Bu-RNA

Forum Keselamatan Bersepeda Banyumas Deklarasikan Keselamatan Bersepeda

Postingan video viral itu salah satunya diunggah dalam grup Facebook Hobi Mancing.

"Kemunculan Paus Orca Hebohkan Masyarakat Inobonto," tulis postingan tersebut.

Beberapa netizen mengomentari postingan tersebut.

“Anak paus pembunuh. Ikan ini sering bunuh ikan hiu dan ikan predator lainnya,” komentar akun Dody Surya.

“Paus orca buk bukan lumba2, Itu paus pembunuh,,hiu putih sj di mangsa apalagi kamu buk..?” komentar akun Sofyan Sovian.

Terkait video tersebut, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir (BPSPL) Makassar Andry Indryasworo Sukmoputro, membenarkan adanya peristiwa Paus Orca terdampar yang kemudian dipeluk warga karena dikira lumba-lumba tersebut.

“Betul, kalau video itu memang kasus mamalia Paus Orca masih termasuk bayi Orca yang terdampar hidup di Inobonto,” terang Andry saat dikonfirmasi Kompas.com Minggu (12/7/2020).

Andry menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada Rabu akhir bulan lalu (24/6/2020).

Adapun lokasi kejadian tepatnya berada di Pantai Inoboto Desa Ambang Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara.

Andry mengatakan paus tersebut sebelum dikerumuni sebenarnya sempat dihalau ke tengah laut, akan tetapi paus tersebut kembali lagi.

“Masyarakat yang berkerumun tidak mengetahui bahwa mamalia tersebut dalam kategori jenis Paus Orca dan menyangkanya lumba-lumba maka oleh sebagian masyarakat berebut memeluk bahkan berebut untuk berfoto karena dianggap jinak,” ujar Andry.

Dia menyampaikan, dari informasi lapangan yang diperolehnya paus tersebut merupakan jenis Orca (Orcanicus orca) dengan ukuran 1,5-2 meter.

Usai kejadian itu, Agus menyebut BPSPL Makassar telah berkoordinasi dengan pihak DKP Kab. Boolang Mongondow.

Pihak DKP kemudian membantu melepasliarkan paus tersebut kembali ke arah laut.

Saat dipantau hingga sore hari, mamalia Orca tersebut tidak kembali ke pantai.

“Hingga saat ini belum ada informasi bahwa mamalia tersebut terdampar kembali,” ujar dia.

Lebih lanjut Andry menjelaskan, meskipun Paus Orca sering disebut sebagai paus predator atau pembunuh akan tetapi dalam sejarahnya baik di Indonesia maupun di dunia hewan ini tidak mengejar, membunuh atau mencelakai manusia

“Walaupun belum ada sejarahnya Paus Orca membunuh manusia, ada baiknya tetap dihindari,” jelas dia.

Dia mengatakan, paus ini adalah predator puncak bagi biota laut lain seperti ikan-ikan dan mamalia laut lain seperti anjing laut, singa laut, walrus hingga paus berukuran lebih besar dari ukuran Orca sendiri.

Bahkan menurutnya hewan ini menyerang hiu putih dan memakannya seperti terjadi di Pantai California USA pada ahun 1997.

“Paus Orca atau paus pembunuh ini adalah spesies terbesar dari keluarga lumba-lumba, karena berukuran lebih besar dari lumba-lumba maka banyak yang menyebutkannya sebagai paus,” kata dia.

Andry menyebut, Paus Orca adalah binatang yang hidup secara berkelompok dan ditemukan di seluruh samudera baik di kawasan Artik dan Antartika hingga kawasan substropik bahkan kadang muncul di kawasan bersuhu hangat.

Di perairan Indonesia, paus ini juga sering terlihat dalam bentuk rombongan seperti di Biak, Perairan Anambas, perairan Gorontalo, dan perairan Lembata.

“Untuk kejadian terdampar di Inobonto baru pertama kali, sedangkan pernah ada terdampar di pesisir pantai Desa Wureh Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur,” terang dia.

Andry juga menceritakan pada tahun 2017 nelayan Purse Sein di perairan Inengo Kecamatan Bona Pantai Kabupaten Bonebolango pernah menyelamatkan orca yang tidak sengaja tertangkap.

Saat itu, dengan kesadaran diri pemilik kapal KM. Putra Laut MX menyelamatkan dan melepaskan paus dalam kondisi hidup dengan merelakan jaring tangkapannya.

Paus Orca merupakan mamalia laut yang dilindungi berdasarkan Permen LHK No. P106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri LHK No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Sedangkan menurut IUCN masuk kategori unkown atau data deficient (informasi kurang) karena beberapa paus pembunuh berbeda jenis.

Adapun menurut CITES termasuk dalam appendiks II.

“Ada 4 tipe paus Orca meski mirip tetapi sebenarnya berbeda dan semuanya termasuk dalam satu species yaitu Orcinus orca,” jelasnya lebih lanjut.

Tipe Paus Orca ini yakni:

Mobil Sedan Terguling di Tanjakan Gombel Semarang Pagi Tadi, Lalu Lintas Sempat Padat

Berkemah Diprediksi Gusur Bersepeda Sebagai Kegiatan Populer di Masa Pandemi

10 Film Korea Selatan yang Sayang untuk Dilewatkan

Tipe A: Orca terbesar dan hidup di perairan terbuka dan hanya makan Paus Minke

Tipe B: Berukuran sedikit lebih kecil berwarna agak kelabu dan punya penutup mata besar dan umumnya memakan anjing laut.

Tipe C: Paus terkecil dari jenisnya punya penutup mata miring berwarna keabu-abuan dan memakan Ikan Cod di Antartika Tipe

D: Punya visual yang berbeda karena memiliki dahi bulat mirip paus pilot sirip lebih runcing dan sempit, gigi lebih kecil dan bintik kecil di dekat mata. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Video Paus Predator Dikira Lumba-Lumba, Dikerumuni dan Dipeluk Warga", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved