Berita Semarang
'Dulu Genit, 3 Tahun Lalu Bercadar', Kesaksian Tetangga Permpuan Terduga Teroris di Semarang
'Dulu Genit, 3 Tahun Lalu Bercadar', Kesaksian Tetangga Permpuan Terduga Teroris di Semarang
Penulis: iwan Arifianto | Editor: yayan isro roziki
IS hanya berkomunikasi dengan para tamunya yang didominasi laki-laki.
"Ada yang dari Cilacap, saya tidak tahu keperluannya, mungkin berobat karena sampai menginap juga," jelasnya kepada Tribunjateng.com.
Jumini menjelaskan, di rumah tersebut IS tinggal sendirian.
Sejak pulang dari Kalimantan IS dikenal pendiam oleh tetangganya.
Setiap di rumah IS hanya berdiam diri di rumah.
"Saya hanya melihat saja, paling dia pulang sehari, nanti lama pulangnya bisa berminggu-minggu," katanya.
Dia menuturkan, sehari sebelum penangkapan ada dua orang yang mengamati rumah IS dari warungnya.
"Kalau penangkapan saya tidak tahu, tiba-tiba dengar kabar sudah ditangkap polisi," jelasnya.
Jumini menyebut IS memang membuka pengobatan herbal sekaligus buka pijat.
Ketika membeli sembako di warungnya atau tepat di depan rumah tempat tinggal IS, Jumini ditawari tarif pijat Rp50 ribu.
"Kalau tetangga tarif segitu namun jika panggilan luar kota atau diundang ke luar kota biaya Rp2 juta," terangnya.
Densus 88 komunikasi dengan Pak RT
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan berinisial IS (47), warga Jalan Purwosari Perbalan IIE RT 01 / RW 05, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, dikabarkan ditangkap Densus 88 Anti-teror Mabes Polri.
Hal ini dikonfirmasi oleh Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat, Agus Supriyono.
Ketua RT mengaku beberapa hari sebelum penangkapan, ia sudah diajak komunikasi oleh anggota Densus 88.