Berita Purbalingga

Target Layanan KB Sulit Dipenuhi Pemkab Purbalingga Selama Pandemi Covid-19, Ini Penyebabnya

Akseptor merasa khawatir ketika mau ber KB saat pandemi virus corona seperti saat ini. Itu salah satu faktor penyebab angka kehamilan meningkat.

PEMKAB PURBALINGGA
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi Pantau Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor di Puskesmas Kutasari, Senin (29/6/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 27, Kabupaten Purbalingga ikut melaksanakan program pelayanan Keluarga Berencana (KB) serentak, Sejuta Akseptor. 

Kasi Pembinaan dan Kepesertaan KB, Dinsosdalduk KB-P3A Kabupaten Purbalingga, Mukhsinun mengatakan, selama pandemi virus corona, angka kehamilan justru meningkat. 

Namun peningkatan angka kehamilan tidak terlalu signifikan di Kabupaten Purbalingga. 

Sopir Angkutan Meninggal Seusai Tabrak Motor, Sempat Kejang-kejang, Melaju dari Mangkang Semarang

Kota Semarang dan Demak Masih Berstatus Zona Merah, Ganjar: Daerah Lain Jangan Sampai Sembrono

Viral Video Pesepeda Terobos Lampu Merah di Tegal, Ini Klarifikasi Panitia Tegal Night Ride

Tak Bisa Kumpulkan Massa, KPU Purbalingga Masifkan Sosialisasi Pilkada Melalui Medsos

"Dari Januari sampai Mei 2020, jumlah kehamilan ada sekira 5.000."

"Peningkatan terbanyak pada akhir Mei 2020."

"Peningkatannya tidak terlalu banyak, tidak sampai 100," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (29/6/2020).

Selain itu, kata dia, selama pandemi jumlah peserta KB baru mengalami penurunan.

Hal ini dikarenakan akseptor merasa khawatir ketika mau ber KB saat pandemi virus corona seperti saat ini. 

"Kalau normal biasanya capai 30 hingga 35 persen dari target."

"Pada April 2020 pencapaian hanya 20,34 persen, Mei 2020 baru 25 persen."

"Harusnya sudah mencapai 35 persen," jelasnya. 

Kepala Dinsosdalduk KB-P3A Kabupaten Purbalingga, Raditya Widayaka menambahkan, pada program itu, ditargetkan ada 7.832 akseptor atau pengguna alat kontrasepsi.

“Kabupaten Purbalingga mendapatkan target 7.832 akseptor, baik dari penggunaan pil, suntik, implant, IUD (intrauterine device), kondom, dan sebagainya,” ujarnya. 

Ia menuturkan, pelayanan serentak sejuta akseptor agar kebutuhan alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur bisa terpenuhi.

Hal itu bertujuan untuk melindungi kehamilan yang tidak diinginkan maupun yang berisiko karena pandemi Covid-19

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved