Nurkholis Ungkap Detik-detik Petir Menyambar, Ada Luka Membekas di Dada, Menewaskan Rifangi Adiknya

Ia hanya mengingat, saat bersama keluarga dan kerabatnya beristirahat di ladang, tiba-tiba terdengar suara dentuman keras. Ia tak menyadari jika itu petir. Saking dahsyatnya efek sambaran itu, ia dan teman-temannya langsung terpental dan pingsan.

TRIBUNBANUYMAS.COM, BANJARNEGARA - Peristiwa sambaran petir di Desa Slatri, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara pada Minggu (21/6/2020) kemarin, akan sulit dilupakan Nurkholis (23), satu di antara korban selamat.

Di pelataran depan rumahnya, Nurkholis saling melempar canda dengan warga lainnya hingga cengengesan.

Tapi siapa yang tahu, hatinya masih memendam luka.

Ia baru saja kehilangan adik kandung tercinta, Miftaful Rifangi (17), yang meninggal usai tersambar petir.

• Kisah Sedih Irfangi Meninggal di Dekapan Ayahnya, Sesaat Setelah Tersambar Petir di Banjarnegara

• Gowes Pakai Masker, 2 Orang Warga Semarang Meninggal Dunia, Begini Kata Wali Kota Hendi

• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

• Aduuh Pusing Saya, GoMassage Ditutup, Gimana Nanti Saya Kerja. . . Keluhan Terapis Mitra Gojek

Nurkholis pun masih tampak trauma meski ia berusaha ceria.

Nurkholis nampak sehat-sehat saja. Ia sudah kembali beraktivitas normal meski sempat dilarikan ke rumah sakit.

"Saya sudah pulang dari rumah sakit," katanya.

Sulit terbayang apa yang dirasakan Nurkholis saat peristiwa mengerikan itu terjadi.

Melihat kilatan petir di langit saja sudah membuat orang merinding.

Suaranya yang bergelegar di langit terdengar menyeramkan.

Tentu amat mengerikan ketika halilintar itu langsung menyambar seorang.

Benar saja, Nurkholis sampai tak mengingat kejadian mengerikan itu.

Ia hanya mengingat, saat bersama keluarga dan kerabatnya beristirahat di ladang, tiba-tiba terdengar suara dentuman keras.

Ia tak menyadari jika itu petir.

Saking dahsyatnya efek sambaran itu, ia dan teman-temannya langsung terpental dan pingsan.

"Saya gak sadar. Saya sadar sudah di Puskesmas," katanya.

Nurkholis dirujuk ke RSUD, bersama seorang korban lainnya. Beruntung tidak ada luka berarti di tubuhnya.

Entah apa yang membuatnya seketika pingsan, masih misteri. Pun tidak ada luka bakar di sekujur tubuhnya bekas sambaran petir.

Insiden itu hanya menyisakan bekas luka memerah di dadanya, berbentuk bulat mirip cincin. Luka itu sempat membuat dadanya sesak.

Selainnya, tak ada luka berarti lainnya di tubuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekelompok pekerja disambat petir saat sedang beristirahat di bawa rindangnya pepohonan di Desa Slatri, Kecamatan Karangkobar, Minggu (21/6/2020) kemarin.

Satu di antara mereka, Miftaful Rifangi (18), warga Rt 02 Rw 04 Dusun Tlagalele, Desa Slatri bahkan bahkan harus meregang nyawa seusai tubuhnya tersambar petir.

Jenazahnya telah dimakamkan hari itu juga di dusun setempat.

Adapun dua warga lainnya, Hadiman (30) dan Nur Kholis (23) warga Rt 01 Rw 04 Dusun Tlaga Lele, Desa Slatri menderita luka hingga dilarikan ke Puskesmas setempat.

Adapun tiga lainnya, Parno (19), Nisro (46), dan Edi Suyatno warga Rt 01 Rw 04 Dusun Telaga Lele, Desa Slatri beruntung.

Mereka selamat meski syok karena insiden itu.

Karena lukanya cukup berat, dua korban yang sempat dirawat di Puskesmas, akhirnya dirujuk ke RSUD Banjarnegara.

"1 meninggal, dua dirujuk RSUD, dan 3 selamat, masih bisa jalan dan diajak komunikasi," katanya. (*)

• Cerita Mbahkung Hendrawan Kakek Sugiono Indonesia, Selalu Dikelilingi Cewek-cewek Cantik

• Dampak Pandemi, Gojek PHK 430 Karyawan, Lalu Bagaimana Nasib Ojol dan Mitra Lainnya?

• Penampakan Darmi Lucu dan Menggemaskan, Anak Harimau Benggala di TRMS Serulingmas Banjarnegara

• Ingin Berkarier di BUMN? Simak Lowongan Kerja dan Persyaratan Berikut Ini