Wakapolres Karanganyar Diserang

Soal Penyerangan Wakapolres Karanganyar, FKPT Jateng: Tak Mungkin Sendiri, Sel Mereka Tak Putus

Soal Penyerangan Wakapolres Karanganyar, FKPT Jateng: Tak Mungkin Sendiri, Sel Mereka Tak Putus

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: yayan isro roziki
Istimewa/dok pribadi
Ketua FKPT Jateng, Prof. Dr. Syamsul Ma'arif, menilai aksi penyerangan terhadap Wakapolres Karanganyar oleh Karyono Widodo bukan aksi mandiri dan berdiri sendiri. Pasti ada keterkaitan dan hubungan dengan jaringan terorisme. Sebab, sel-sela jaringan teroris tak akan putus begitu saja. 

"Jika dilihat dari kejadian tersebut, itu pasti ada networking. Tidak mungkin terputus. Tidak. Pasti ada hubungan-hubungan. Sel-sel mereka itu tidak terputus begitu saja."

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Insiden penyerangan terhadap Wakapolres Karanganyar, Kompol Busroni, di lereng Gunung Lawu, Minggu (21/6/2020) kemarin, menarik perhatian sejumlah kalangan.

Aksi ini juga tak luput dari perhatian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah.

Menurut analisis Ketua FKPT Jateng, Prof. Dr. Syamsul Ma'arif, aksi ini tak mungkin berdiri sendiri, pasti ada keterhubungan dan keterkaitan dengan jaringan.

Widodo, Pelaku Penyerangan Wakapolres Karanganyar Terlibat Bom Thamrin dan Kelompok Ciamis

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

Gowes Pakai Masker, 2 Orang Warga Semarang Meninggal Dunia, Begini Kata Wali Kota Hendi

Viral Pria Berpayung Biru Terobos Masuk Markas Brimob Sultra, Sambil Bertakbir: Tembak Saya!

Ditandaskan Syamsul, sel-sel jaringan terorisme tak mungkin terputus begitu saja.

Berikut analisis lengkap dari Ketua FKPT Jateng, Prof. Dr. Syamsul Ma'arif:

Pelaku diketahui merupakan mantan napi terorisme yang terlibat dalam rencana pengeboman Thamrin dan terlibat dalam kelompok Ciamis terkait pencarian senjata api rakitan di Sumatera.

Adanya kejadian tersebut bukan berati kami diam.

Selama ini kami sudah upayakan kesiapsiagaan terkait adanya tindakan radikal di tengah pandemi ini.

Jadi bukan berarti mereka tenggelam begitu saja.

Tetapi akan selalu muncul dan berkembang dengan inovasi-inovasi dan kreatifitas mereka.

Makanya perlu upaya tangkal semua elemen masyarakat.

Harus waspada dengan adanya ideologi-ideologi yang selama ini mengancam eksistensi kenegaraan atau persatuan Indonesia.

Jika dilihat dari kejadian tersebut, itu pasti ada networking. Tidak mungkin terputus. Tidak.

Pasti ada hubungan-hubungan.

Sel-sel mereka itu tidak terputus begitu saja.

FKPT sebagai lembaga pasti berupaya untuk menangkal.

Melakukan kesiapsiagaan kontra radikalisme dan deradikalisasi.

Kami punya upaya untuk merangkul semua elemen masyarakat supaya tidak tidur.

Supaya tidak terpesona sedikit pun atas ajaran mereka.

Mereka ini sangat halus dalam beraksi, tidak diprediksi, tiba-tiba meledak begitu saja.

Makanya, karena memang ancaman seperti itu pasti akan senantiasa dihadapi bangsa ini terutama ketika semua tenggelam pada wabah pandemi ini terkonsentrasi ke sana.

Makanya tidak boleh tidur.

Semuanya harus melakukan kesiapsiagaan dengan komposisi dengan profesionlitas dan kompetensi masing-masing.

Artinya, mana yang harus menangkal dalam arti kesiapsiagaan masyarakat atas kesadaran mereka. (*)

Densus 88 Turun Tangan, Kasus Penyerangan Wakapolres Karanganyar: Kita Uji DNA, Ada Titik Terang

Banyak Aduan Kecurangan di PPDB Jateng, Disdikbud: Segera Perbaiki Data Jika Palsu, Sebelum Dicoret

Video Detik-detik Merapi Meletus Pada Hari Ini, Minggu 21 Juni 2020 Pukul 09.00

Para Pedagang Pasar Ini Mengamuk, Rusak Posko Kesehatan, Ramai-ramai Tolak Rapid Test Massal

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved