Berita Jateng
Fosil Gajah Purba Berusia 1,8 Juta Tahun Miliknya Ditawar Rp100 Juta, Sudarsono: Pantang Saya Jual
Fosil Rahang Gajah Purba Berusia 1,8 Juta Tahun Milik Warga Sragen Ditawar Rp100 Juta, Sudarsono: Pantang Saya Jual
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: yayan isro roziki
Kecintaan Sudarsono warga Sragen terhadap benda-benda fosil koleksinya patut diacungi jempol. Saking cintanya pada ribuan fosil temuannya itu, dia tak rela melepasnya walau ditawar lebih dari Rp100 juta. Satu di antara koleksi Sudarsono yang banyak diincar adalah fosil rahang gajah purba.
TRIBUNBANYUMAS.COM, SRAGEN - Mengoleksi dan merawat ribuan fosil temuannya, Sudarsono (62) warga Dukuh Ngadirejo, Desa Sambungmacan, Kabupaten Sragen ini pantang menjualnya.
Kini di rumahnya terdapat sekitar 4.000 fosil dan beberapa benda kuno yang ia kumpulkan sejak 1975 tertata rapi.
Benda-benda kuno itu tertata rapi dalam etalase kaca bantuan Pemkab Sragen.
Fosil dan benda kuno itu sebagian besar ditemukan saat penggalian proyek sodetan Sungai Bengawan Solo pada tahun 1975.
• Viral Pria Berpayung Biru Terobos Masuk Markas Brimob Sultra, Sambil Bertakbir: Tembak Saya!
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• Wakapolres Karanganyar Diserang Pria Bercelurit di Lawu, Pelaku Tewas Ditembak Polisi
• 1,5 Kendaraan Bermotor di Jateng Nunggak Pajak, Bapenda: Nilainya Mencapai Rp450 MIliar
Pembuatan sodetan tersebut dilakukan dengan membuat saluran sedalam 10 meter, di dasar sodetan inilah, Sudarsono temukan banyak fosil.
Kebanyakan fosil, terdiri dari tengkorak manusia purba, serpihan tulang hewan purba, kapak, botol bekas hingga benda semacam piagam penghargaan dari kayu yang berbahasa Jepang.
"Semuanya merupakan hasil temuan sejak tahun 1975."
"Pertama itu ada galian kanal Bengawan Solo saya ikut ke sana kemudian ada barang-barang aneh ini," terang Sudarsono sambil membersihkan fosil-fosil.
Waktu itu Sudarsono sudah feeling suatu saat benda-benda kuno itu akan berguna.
Maka dia pun sudah berazam untuk menyimpan dan merawatnya.
"Saya bawa pulang, saya kumpulkan. Lama kelamaan ada banyak tamu dari luar negeri melihat temuan saya, tamu terus datang ke rumah mulai 1975 itu sampai sekarang," terang Sudarsono, Minggu (21/6).
Sudarsono menyampaikan tamu yang berkunjung kebanyakan merupakan peneliti dan arkeolog, tak hanya dari Sragen atau Indonesia bahkan dari luar negeri.
Banyak di antaranya berasal dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Australia dan Jepang.
Sudarsono juga menyampaikan fosil yang ia kumpulkan ini banyak ditawar oleh para tamu yang datang, satu fosil saja pernah ditawar hingga harga Rp100 juta.
Uang Rp 100 juta bukan jumlah yang sedikit kala itu. Namun dirinya menyampaikan, tidak ingin mencari untung dari kegemarannya mengoleksi fosil ini.