Teror Virus Corona
Sebuah Desa Diisolasi Desa Lainnya Karena 21 Orang Warganya Menolak Rapid Test
Akses menuju sebuah desa ditutup oleh warga desa lainnya karena 21 orang di sana menolak menjalani rapid test.
Tapi, puluhan warga itu menolak menjalani rapid test.
Taufik bersama perwakilan Polri dan TNI di Kecamatan Adonara pun menemui 22 warga tersebut.
Mereka menanyakan alasan warga menolak.
Dari 22 warga tersebut, 21 warga membantah pernah melakukan kontak dengan pasien positif itu.
"Yang 21 orang ini tidak mengaku," ujar dia.
Sementara satu warga mengaku pernah melakukan kontak.
Warga itu pun bersedia menjalani rapid test Covid-19.
Hasilnya, nonreaktif.
Selain menolak rapid test Covid-19, 21 warga yang diduga melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19 itu juga tak menjalani karantina mandiri.
"Sampai saat ini 21 warga yang tolak rapid test juga tidak menjalani karantina mandiri."
"Saya juga masih lakukan koordinasi dengan Camat Adonara," kata Taufik.
Taufik masih menunggu arahan dari tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Flores Timur terkait penolakan tersebut.
Ia berharap, 21 warga yang menolak itu mau menjalani rapid test dalam waktu dekat.
Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.
Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.
• Ketika Para Pedagang Pilih Kabur dan Menghindari Rapid Test Massal, Padahal Gratis Tak Berbayar
• Setelah Cekcok Rumah Tangga, Bapak dan 2 Anak Ditemukan Tewas, Balita Tenggelam dalam Drum
• Kini Giliran Pasar Wonodri Semarang Ditutup Sementara, Selama Tiga Hari Mulai Jumat 12 Juni
• Video Kisah Pasangan yang Jalani Karantina Bersama di Purwokerto