Berita Tegal

Sejak Januari 2020 4 Orang di Kabupaten Tegal Meninggal Karena DBD

Penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tegal sampai Mei 2020 ada sebanyak 213 kasus.

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Ilustrasi demam berdarah dengue (DBD). 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tegal sampai Mei 2020 ada sebanyak 213 kasus.

Jumlah kasus DBD tersebut masih dibawah tahun kemarin yang jumlahnya mencapai 276 kasus.

Namun diakui oleh Anggota Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Ari Dwi J, tingkat kematian akibat DBD tahun ini di Kabupaten Tegal meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Dimana dari total 276 kasus DBD di Kabupaten Tegal pada periode Januari - Mei tahun 2019, jumlah pasien yang meninggal dunia ada dua orang.

Sedangkan tahun ini dari jumlah 213 kasus DBD periode Januari - Mei 2020, pasien yang meninggal dunia ada empat orang.

Konsumen Dibunuh Pemilik Bengkel Karena Ngomel-ngomel

11 Pejabat Kabupaten Kendal Reaktif Rapid Test Virus Corona

Balita Meninggal Setelah Digigit Kutu Kucing di Sragen Sempat Jalani Kemoterapi

Jadwal Film di TV Hari Ini Jumat 29 Mei 2020 Ada Taken 3 di GTV Hingga Haji Backpacker di MNC

Jadi mengalami peningkatan dua kasus kematian akibat DBD pada periode yang sama.

"Perbandingan kasus DBD dari bulan Januari - Mei tahun 2019 masih lebih tinggi, karena tahun kemarin 276 kasus sedangkan tahun ini ada 213 kasus."

"Sedangkan yang meninggal karena DBD pada tahun 2019 ada dua orang, dan tahun ini ada empat orang."

"Jadi peningkatan terjadi pada jumlah kematian, sedangkan untuk jumlah kasus tidak mengalami peningkatan," jelas Ari, saat ditemui Tribunjateng.com di kantornya, Kamis (28/5/2020).

Sementara itu, terkait usia pasien yang meninggal karena DBD, menurut Ari semuanya masih usia anak-anak yaitu mulai usia 5-14 tahun dengan jenis kelamin semuanya perempuan.

Dengan penyebaran wilayah ada di Warureja, Tarub, Slawi, dan Puskesmas Kambangan Lebaksiu.

"Faktor yang menyebabkan kematian akibat DBD, di antaranya keterlambatan membawa atau memeriksakan ke dokter dan rumah sakit."

"Selain itu kesadaran masyarakat tentang Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) masih rendah."

"Karena kunci untuk mengurangi resiko terkena DBD yaitu melakukan PSN lebih rajin lagi, begitu juga dengan genangan air yang ada di dalam atau sekitar rumah," terangnya.

Dijelaskan, untuk di wilayah Kabupaten Tegal, yang paling banyak ditemukan kasus DBD yaitu seperti wilayah Puskesmas Suradadi ada 16 kasus.

Jika dijumlah dengan satu Kecamatan maka total ada 18 kasus DBD.

Setelah itu di Kecamatan Kramat ada 18 kasus dan Bangungalih ada 5 kasus jadi total ada 23 kasus.

Sedangkan di Kecamatan Slawi ada 15 kasus dan meninggal satu orang.

Kecamatan Lebaksiu ada 29 kasus, sedangkan wilayah puskesmas Lebaksiu ada 19 kasus, Kambangan 10 kasus dan meninggal satu orang, jadi total ada 58 kasus.

Selanjutnya, wilayah Puskesmas Margasari ada 13 kasus dan di Kesambi ada 11 kasus, jadi total ada 24 kasus DBD.

Terakhir di wilayah Balapulang ada 11 kasus dan di Kalibakung ada 9 kasus, jadi total ada 20 kasus DBD.

Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti Minta Pilkada Serentak Bulan Desember Dikaji Ulang

Gadis 4 Tahun Ditemukan Sekarat Tanpa Busana Dengan Luka Sayatan di Leher, Pelaku Siswa SMP

Ayah Nekat Mudik ke Magelang, Bayi 9 Bulannya Tertular Virus Corona

Jumlah Kematian ODP dan PDP di Indonesia 3 Kali Lebih Besar Dari Positif Covid-19

"Jadi sebenarnya untuk kasus DBD tahun ini belum masuk Kejadian Luar Biasa (KLB), karena jumlah kasusnya tidak mengalami peningkatan. Namun peningkatan terjadi pada jumlah kematiannya, dari tahun lalu dua orang sedangkan tahun ini empat orang," ujarnya.

Maka, Ari menyebut, dengan adanya peliburan sekolah atau kebijakan untuk belajar di rumah saja, kemungkinan sekolah-sekolah tidak dilakukan PSN.

Sehingga menjadi sarang nyamuk-nyamuk, apalagi melihat musim nya yang tidak jelas. Kadang hujan, nanti panas, hujan lagi, dan seterusnya. Sehingga populasi nyamuk juga meningkat.

Mengingat, ada sedikit saja genangan air bisa dijadikan tempat untuk bertelur nyamuk.

"Sejak Januari - Mei 2020, Fogging (pengasapan) sudah dilakukan sebanyak 56 fokus (titik). Di lokasi yang ditemukan kasus DBD paling banyak seperti Suradadi, Kramat, Margasari, dan Lebaksiu," pungkasnya. (dta)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved