Berita Regional
Gara-gara Tak Mau Bayar setelah Ngopi, Pemicu Bentrok Antara PSHT dan PP di Bekasi
Gara-gara Tak Mau Bayar Kopi di Bekasi, Kronologi Bentrok Antara PSHT dan PP
Melihat temannya terluka, anggota ormas PP lantas tak tinggal diam.
Sebanyak tiga anggota ormas PP dilaporkan langsung mengeroyok Toto di tempat kejadian perkara.
Selama pengeroyokan tersebut, anggota ormas PP sempat melontarkan kalimat menantang kepada organisasi silat PHST.
PSHT Terima Tantangan PP
Ormas PSHT mendatangi PP Usai kejadian tersebut, tepatnya pukul 15.00 WIB, anggota ormas PSHT kemudian mendatangi warung kopi Toto dengan maksud menerima tantangan ormas PP.
Sempat terjadi konsentrasi massa dari ormas PSHT di lokasi. Kapolres Metro Kota Bekasi, Kombes Pol Wijonarko mengatakan, Polsek Bekasi Kota berhasil datang ke lokasi untuk menindaklanjuti aksi tersebut.
"Sebagian mereka kita bawa ke Polsek untuk mediasi dan terjadi kesepakatan kembali antara kedua belah pihak, dalam hal ini unsur pimpinan ormas Pancasila dan PSHT," tuturnya.
Namun pada pukul 18.00 WIB, terjadi aksi lempar antara ormas PP dengan ormas PSHT di Jalan I Gusti Ngurahrai.
Meski tidak memakan korban jiwa namun atas aksi tersebut, empat buah unit kendaraan roda dua dilaporkan terbakar.
Saat ini Wijonarko mengatakan telah mengamankan pimpinan ormas.
Sedangkan untuk situasi saat ini di lokasi, dilaporkan telah terkendali dan arus lalu lintas sudah berjalan lancar.
"Kita tindak lanjuti dan kita kumpulkan pimpinan kedua ormas. Jika ada sesutu yang menyalahi pindana kita tindak sesuai UU yang berlaku," jelas Wijonarko. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kronologi Bentrokan Dua Ormas di Bekasi, Berawal dari Tagihan Kopi yang Tak Dibayar
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• Tukang Becak Berdarah-darah Dianiaya Anggota Ormas di Cilacap, Pelaku Kesal Lihat Korban Tak Puasa
• Kisah Dokter Muda Cantik Layani Dua Nenek Buta di Banjarnegara, Ternyata Putri Seorang Kiai
• Jangan Berharap Berlebihan, Ganjar: Bantuan Pemerintah Tak akan Pernah Cukup Menyasar Semua