Berita Regional

Kekurangan APD Dan Hanya Digaji Rp 750 Ribu Saat Tangani Pasien Corona, 60 Tenaga Medis Mogok Kerja

Sebanyak 60 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Saerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan mogok kerja sejak Jumat (15/5/2020).

Editor: Rival Almanaf
Kompas.com
Perwakilan tenaga medis RSUD Ogan Ilir yang mogok kerja sejak Jumat (15/05/2020) diterima anggota komisi IV DPRD Ogan Ilir, Senin (18/5/2020). Mereka pun mengadukan alasan mereka mogok kerja ke DPRD. (KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG) 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Sebanyak 60 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Saerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan mogok kerja sejak Jumat (15/5/2020).

Mereka kemudian mendatangi DPRD setempat pada Senin(18/8/2020).

Kedatangan mereka sebagai bentuk protes terkait perlindungan mereka saat menangani pasien Covid-19.

Tak hanya itu, mereka mempertanyakan terkait transparansi insentif yang mereka dapatkan.

Menurut sumber Kompas.com, risiko yang diterima para petugas medis tersebut tak sebanding dengan kesejahteraan yang diterima.

Ketahuan Keluar Rumah Saat Karantina Mandiri, Warga Desa Grenggeng Kebumen Didenda Rp 500 Ribu

Sersan Mayor Rindam Jaya Ditahan 14 Hari Karena Istrinya Unggah Status Rezim Tumbang Via Medsos

NF Remaja Pembunuh Bocah di Sawah Besar Curhat ke Kak Seto, Ingin Kuliah dan Merawat Bayinya

Doa Zakat Fitrah dan Tata Cara Pelaksanaanya Dibayarkan Sebelum Ramadhan Usai

Gaji yang mereka terima hanya Rp 750.000 per bulan.

Sementara alat pelindung diri (APD) di rumah sakit tersebut sangat minim.

Bahkan insetif yang dijanjikan pemerintah daerah setempat dinilai tidak jelas.

“Tenaga paramedis tidak mau melaksanakan perintah pihak rumah sakit karena tidak ada surat tugas, selain itu tidak ada kejelasan soal insentif bagi mereka."

"Mereka hanya menerima honor bulanan sebesar Rp 750 ribu, sementara mereka diminta juga menangani warga yang positif Covid-19,” jelas sumber tersebut.

Hal tersebut dibenarkan oleh Dita Puji, seorang tenaga medis dari bagian Instalasi Gawat Darurat (IFG) RSUD Ogan Ilir, seusai bertemu dengan anggota Komisi IV DPRD Ogan Ilir.

“Pertama soal transparansi insentif atau uang lelah yang tidak diketahui rinciannya."

"Kedua masalah perlindungan karena sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 kami butuh perlindungan APD yang standar."

"Ketiga rumah singgah yang representatif untuk kami berganti pakaian sebelum pulang ke rumah,” kata Dita Puji, Senin.

Ia juga menepis tuduhan pihak manajemen RSUD Ogan Ilir yang mengatakan jika mereka mogok kerja karena takut menangani pasien Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved