Berita Regional
Kekurangan APD Dan Hanya Digaji Rp 750 Ribu Saat Tangani Pasien Corona, 60 Tenaga Medis Mogok Kerja
Sebanyak 60 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Saerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan mogok kerja sejak Jumat (15/5/2020).
“Tidak benar kalau dikatakan kami takut menangangi pasien Covid-19, kami garda terdepan pak, tidak hanya Covid-19 tapi kami menangani seluruh pasien tertular,” jelas Dita Puji.
Hal tersebut menanggapi pernyataan Direktur RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama, Minggu (17/5/2020).
Roretta sempat membantah berita yang mengatakan bahwa mogoknya tenaga medis itu karena soal insentif, APD yang tidak standar atau soal rumah singgah yang tidak tersedia.
Kala itu Roretta mengatakan penolakan tenaga medis itu karena mereka ketakukan menangani pasien Covid-19.
“Mereka lari ketakutan saat melihat ada pasien yang positif Covid-19," jelas Roretta.
“Tidak ada tenaga dokter, mereka para tenaga medis seperti perawat dan sopir ambulans, mereka itu takut menangani pasien positif Covid-19, itu saja, bukan karena soal lain,” tambah Roretta.
Terkait soal insentif, Roretta mengatakan sudah disiapkan.
Namun untuk besarannya ia mengaku lupa. Sedangkan untuk rumah singgah bagi tenaga medis juga sudah disiapkan sebanyak 35 kamar di Komplek DPRD Ogan Ilir.
“Untuk besaran jumlahnya saya tidak hapal, sedangkan untuk rumah singgah kita siapkan 35 kamar di kompek DPRD Ogan Ilir,” jelasnya.
Roretta membantah jika tenaga medis itu sudah dipecat.
Namun ia membenarkan jika mereka tetap tidak masuk kerja maka akan ada sanksi displin.
“Kita tidak memaksa, jika mereka tetap tidak mau masuk kerja ya silakan, kita juga sudah membuka penerimaan untuk tenaga paramedis baru mulai senin, kita tidak bisa menunggu sebab penanganan pasien positf Covid-19 harus tetap berjalan, apalagi Ogan Ilir per hari ini pasien positif Covid-19 sudah mencapai angka 40 orang ” jelas Roretta.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Ogan Ilir Rizal Mustopa menyesalkan adanya mogok kerja para tenaga medis di RSUD Ogan Ilir di tengah pandemi Covid-19.
Untuk itu Komisi IV DPRD Ogan Ilir jelas Rizal, akan mencari jalan keluar dan memfasilitasi kedua belah pihak terutama yang berkaitan dengan poin-poin yang menjadi tuntutan tenaga paramedis tersebut.
"Kami menyesalkan adanya kejadian seperti ini," katanya.