Teror Virus Corona
Trump Tak Peduli, Ada atau Tidak Ada Vaksin Amerika Serikat akan Segera Dibuka
Trump Tak Peduli, Ada atau Tidak Ada Vaksin Amerika Serikat akan Segera Dibuka
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan, meski tanpa vaksin virus corona, publik harus bisa kembali ke kehidupan normal mereka sesegera mungkin.
TRIBUNBAYUMAS.COM - Amerika Serikat akan segera membuka akses publik, di tengah pandemi Covid-19 yang melanda, dengan ada atau tidaknya vaksin corona.
Hal ini disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Ia menekankan Amerika akan segera dibuka, ada atau tanpa adanya vaksin virus corona.
Presiden 73 tahun itu menegaskan, meski tanpa vaksin virus corona, publik harus bisa kembali ke kehidupan normal mereka sesegera mungkin.
Dia menyamakan proses pembuatan vaksin, disebut sebagai Operation Warp Speed, laksana upaya membuat bom nuklir pertama di Perang Dunia II.
• Presiden Amerika Donald Trump Usulkan Suntikan Disinfektan ke Tubuh Manusia untuk Obat Corona
• Santri Temboro Positif Corona Orangtua Tuduh Bupati Zalim, Kaji Mbing: Klaster Ini Susah Dievakuasi
• Larang Kunjungan Idul Fitri dan Pastikan Tunda Keberangkatan Ibadah Haji, MUIS: Umat Harus Patuh
• Bupati Tiwi Masih Bungkam, Direkomendasi KASN Beri Sanksi 23 ASN Disdikbud Purbalingga
Di sisi lain, melansir BBC Sabtu (16/5/2020), banyak pakar meragukan serangan terhadap Covid-19 bisa diberlakukan dalam waktu satu tahun.
Apa itu Operation Warp Speed?
Dalam konferensi pers di Rose Garden Gedung Putih Jumat (15/5/2020), Trump menyatakan proyek itu dimulai dengan studi terhadap 14 kandidat vaksin.
Nantinya, uji coba terhaap ke-14 calon obat bagi Covid-19 itu bertujuan untuk mempercepat pengurusan izin dan penelitiannya.
"Ini berarti besar dan cepat. Sebuah industri masif dan logistik yang belum pernah Anda lihat sebelumnya sejak Proyek Manhattan," jelas Trump.
Dia merujuk kepada proyek pembuatan bom nuklir pertama oleh AS pada 1939 dan selesai 31 Desember 1946, dengan dukungan dari Inggris dan Kanada.
Pemimpin dari Partai Republik itu kemudian menunjuk seorang jenderal Angkatan Darat dan eks petinggi pabrik farmasi untuk memimpin proyek.
Mereka adalah Moncef Slaoui, yang sebelumnya memimpin divisi vaksin pada raksasa farmasi asal Inggris, GlaxoSmithKline (GSK).
• Mengenang Didi Kempot, Untung Blangkon: Diam-diam Mamiek Perhatikan Adiknya Ngamen di Lampu Merah
Kemudian Jenderal Gustave, pejabat di Komando Material Angkatan Darat AS, bakal didapuk sebagai chief operating officer proyek.
Proyek pengembangan vaksin virus corona ini bakal menjadi kerja sama antara pemerintah dengan sektor swasta dalam memerangi wabah.