Bisnis dan Keuangan

IATA Tak Mendukung Aturan Jaga Jarak Antarpenumpang dalam Pesawat Terbang, Mengapa?

IATA Tak Mendukung Aturan Jaga Jarak Antarpenumpang dalam Pesawat Terbang, Kenapa?

Unsplash.com/@by_syeon
Ilustrasi penumpang pesawat terbang - IATA (asosiasi penerbangan internasional) mennyatakan tak mendukung aturan jaga jarak antarpenumpang dalam pesawat terbang. 

Sebab, sebagian besar otoritas merekomendasikan jarak 1–2 meter, sementara jarak rata-rata kursi pesawat kurang dari 50 cm.

“Kami membutuhkan vaksin, paspor imunitas, atau tes Covid-19 efektif yang bisa diberikan dalam skala yang besar."

"Semua hal itu sangat menjanjikan. Namun, tidak ada yang akan direalisasikan sebelum kami harus memulai kembali industri penerbangan,” kata Juniac.

“Maka dari itu, kami harus siap dengan beberapa langkah. Kombinasi yang akan mengurangi risiko penularan dalam pesawat yang sudah rendah," lanjutnya.

Seruan akan langkah jaga jarak sosial dalam pesawat disebut akan menggeser ekonomi penerbangan dengan memotong faktor muatan maksimum menjadi 62 persen.

Hal tersebut berada jauh di bawah rata-rata yaitu 77 persen. Dengan sedikitnya kursi yang dijual, biaya akan meningkat dengan tajam.

Dibandingkan dengan tahun 2019, tarif pesawat harus naik secara dramatis hanya untuk menutup biaya.

Tarif naik antara 43–54 persen tergantung wilayah.

“Maskapai penerbangan berjuang untuk kelangsungan hidup mereka. Menjaga jarak antarpenumpang dalam pesawat terbang dengan menghilangkan kursi tengah akan meningkatkan biaya."

"Jika itu tak bisa diimbangi dengan tarif yang lebih tinggi, maka era perjalanan dengan biaya terjangkau akan selesai,” kata Juniac.

“Di sisi lain, apabila maskapai tidak bisa menutup biaya dengan tarif yang lebih tinggi, maka maskapai akan bangkrut,” lanjutnya.

Juniac menuturkan, tidak ada pilihan yang baik saat dunia akan membutuhkan konektivitas yang kuat untuk membantu dalam pemulihan ekonomi setelah dihancurkan oleh virus corona.

Aturan jaga jarak maskapai dunia

Beberapa maskapai penerbangan di dunia mengubah protokol penerbangan mereka guna menyesuaikan kondisi pandemi virus corona.

1. Air Canada

Per 15 Mei 2020, maskapai tersebut memulai kebijakan pemeriksaan temperatur non-kontak melalui infrared untuk semua penumpang.

Suhu di atas 37,5 derajat celsius tidak diperbolehkan masuk ke pesawat.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved