Berita Semarang
Masih Ditemukan Produk Tidak Layak Jual di Kota Semarang, Ini Bukti Hasil Sidak BBPOM
BBPOM Semarang masih menemukan toko retail atau pusat berbelanjaan modern di Kota Semarang yang menjual produk dalam keadaan tidak layak.
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang masih menemukan toko retail atau pusat berbelanjaan modern di Kota Semarang yang menjual produk dalam keadaan tidak layak.
Hal itu terkuak setelah beberapa petugas BBPOM melakukan inspeksi mendadak (sidak) tahap dua dari Jumat (8/5/2020) hingga Selasa (12/5/2020).
Kepala BBPOM Semarang, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni menuturkan, pihaknya mendapati satu retail menjual produk dalam keadaan rusak.
Di retail tersebut, pihaknya menemukan lima item produk dalam kondisi rusak.
• Jalan Protokol Menuju Alun-alun Purwokerto Ditutup Tiap Malam, Dishub: Diberlakukan Mulai Hari Ini
• Bantu Pemkab Banjarnegara, Jamsostek Beri Donasi Sembako dan Masker
• Melihat Sidang Online Penghuni Rutan Polres Kebumen, Manfaatkan Fasilitas Video Call
• Anggota KPU Kendal Dipecat! Surat Putusan DKPP Atas Dugaan Pelanggaran Kode Etik
"Dari 12 retail modern di Kota Semarang yang kami datangi, satu di antaranya kedapatan menjual produk dalam kondisi rusak."
"Produk itu tersebut terdiri dari kue kering seperti wafer, biskuit, dan susu kental manis," kata Ary, sapaannya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (12/5/2020).
Dia menyebut, dalam sidak tahap kedua ini, pihaknya tidak menemukan satu pun item yang masuk kadaluarsa dan tanpa izin edar.
Bila dibandingkan temuan pada sidak tahap pertama lalu, kata Ary, hasil temuan tidak memenuhi syarat kali ini mengalami penurunan.
Sebab, pihaknya pada sidak sebelumnya mendapati empat retail menjual produk tak layak.
"Selama Ramadan ini, kami sudah memeriksa 24 retail di Semarang."
"19 retail di antaranya telah memenuhi syarat karena tidak ditemukan produk bermasalah," jelasnya.
Sementara untuk pemeriksaan makanan santap takjil berbuka puasa, pihaknya sejauh ini belum menemukan zat bahan berbahaya.
Baik itu yang mengandung Rhodamin B, Methanyl Yellow, formalin, maupun boraks di beberapa lokasi.
Ary menyatakan, kualitas takjil pada tahun ini di Kota Semarang menunjukkan perbaikan kualitas dibanding tahun sebelumnya.
Dimana, kata dia, pada 2019 lalu masih ditemukan pangan mengandung formalin dan Rhodamin B.