Berita Regional
Sempat Dimintai Rekening, Ibunda ABK yang Dilarung Tidak Terima dan Minta Kasusnya Diusut
Ibunda Ari (25) seorang anak buah kapal ( ABK) yang meninggal dunia dan jasadnya dilarung begitu saja tanpa persetujuan keluarga meminta kasus
TRIBUNBANYUMAS.COM - Ibunda Ari (25) seorang anak buah kapal ( ABK) yang meninggal dunia dan jasadnya dilarung begitu saja tanpa persetujuan keluarga meminta kasus anaknya diusut.
Warga Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan bernama Juriah menuturkan kisah pilu kehilangan anaknya.
Hati Juriah seolah hancur, putranya Ari (25) meninggal dunia dan jasadnya dilarung begitu saja tanpa kabar dan persetujuan pihak keluarga.
Sekitar setahun yang lalu, seseorang warga desa mereka yang tinggal di Jawa menawarkan pekerjaan.
• Muncul Petisi Dorong Pemerintah Buat Patung Monumen Didi Kempot, Begini Tanggapan Wali Kota Solo
• Kasus Positif Corona di Bekasi Bertambah 21 Orang Selama Dua Hari Terbanyak Selama Pandemi
• Kesal Ditinggal Menikah, Wanita Datangi Pernikahan dan Mengaku Telah Dihamili Pengantin Pria
• Tidak Terapkan PSBB, Kasus Corona di Bali Lebih Rendah dari DKI dan Jabar, Apa yang Dilakukan Pemda?
Juriah mengungkapkan, orang tersebut mencari pemuda desa yang mau bekerja di kapal luar negeri.
Anaknya, Ari menjadi salah satu orang yang menerima tawaran.
"Saat itu ada enam mau menerima tawaran orang itu, salah satunya Ari dan temannya akrab, Jefri," kata Juriah.
Tak bisa menghubungi Namun rupanya, selama bekerja di Kapal Long Xing 629 China, Juriah tak bisa menghubungi anaknya. Ia rindu pada putranya yang sudah berbulan-bulan bekerja di kapal tersebut.
Kerinduan itu berujung kekecewaan karena Ari tidak pernah bisa dihubungi.
"Tidak pernah menelepon dan kami juga tidak bisa menelepon," Juriah tertunduk.
Hingga saat-saat terakhir sampai mereka mengetahui putranya meninggal dan dilarung ke laut, tak ada sepatah kata pun yang terucap dari putranya.
Begitupun Juriah, tak bisa menyampaikan pesan apapun terhadap anaknya.
Setelah putranya 14 bulan bekerja, Juriah malah mendapatkan kabar duka.
Seseorang yang mengaku sebagai bos Ari di Jakarta meneleponnya.
Juriah diminta segera ke Jakarta.
"Yang kedua ada minta rekening dengan saya, ujung-ujungnya tiga hari kemudian menyuruh saya ke Jakarta, (ternyata) anak saya meninggal,” kata Juriah.
Lebih mengejutkan lagi, mereka mengetahui jenazah Ari telah dilarung tanpa persetujuan keluarga.
Juriah memohon, pihak berwenang mengusut kasus ini.
• PDP Corona Kabur dari Jakarta, Nekat Mudik, Sampai Banyumas Jadi Positif Covid-19
• Berkat Youtuber Ferdian Paleka, Polisi Justru Berhasil Ungkap Penyelundupan Ponsel di Tahanan
• Pasien Corona Di Kabupaten Purbalingga Bertambah, 26 Orang Diantaranya Berasal Dari Klaster Gowa
• Simak Prakiraan Cuaca Hari Ini Dari BMKG di Banyumas dan Purwokerto Minggu 10 Mei 2020
"Kami tidak senang, kami minta kasusnya diusut," kata Juriah.
Sebab, di mata ibundanya Rohani, Ari adalah sosok anak yang perhatian dengan orangtuanya.
Ketika berangkat bekerja di kapal pun, Ari berpamitan untuk meringankan beban keluarganya.
"Ari anak yang baik dan suka membantu orangtua," kenang Rohani pilu. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pilu Keluarga ABK Kapal China, Jasad Anak Dilarung Tanpa Persetujuan, Tak Pernah Bisa Hubungi Putranya",