Berita Wonosobo

Fenomena Awan Topi di Puncak Gunung Sindoro Wonosobo, Begini Kata BMKG

Masyarakat di lereng gunung Sindoro baru-baru ini disuguhi pemandangan alam yang menakjubkan. Puncak gunung Sindoro tampak tertutupi awan.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Awan topi saat menyelimuti gunung Sindoro (ist) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Masyarakat di lereng gunung Sindoro baru-baru ini disuguhi pemandangan alam yang menakjubkan.

Puncak gunung Sindoro tampak tertutupi awan.

Tetapi awan yang menyelimuti gunung itu terlihat berbeda dari biasanya.

Awan putih berbentuk lingkaran tampak menaungi puncak gunung, seperti caping atau payung.

Fenomena langka ini pun menarik untuk diabadikan.

Ganjar: Mulai Senin 27 April Warga Semarang, Kendal dan Demak Tak Gunakan Masker akan Ditindak Tegas

Cukup Dekatkan Tangan, Air dan Sabun Mengucur Otomatis, Karya Mahasiswa UKSW Salatiga Cegah Corona

Bukannya Dapat Ikan, Dua Pemancing di Sungai Merawu Banjarnegara Temukan Mayat Perempuan Mengambang

Bertambah, Lima Orang Dalam Satu Bus Rombongan Hajatan ke Jakarta Asal Grobogan Positif Corona

Tetapi di lain sisi, timbul rasa tanya bagi sebagian masyarakat terkait fenomena alam itu yang mungkin petanda sesuatu.

Prakirawan BMKG Cilacap Rendi Krisnawan menjelaskan, fenomena alam itu lazim terjadi di daerah gunung.

Fenomena alam itu diistilahkan sebagai awan topi atau cap cloud.

"Awan ini jenis klasifikasi awan menengah, yaitu altocumulus lentikularis,"katanya, Sabtu (25/4/2020)

Rendi menjelaskan, awan topi terbentuk saat udara bergerak melewati pegunungan.

Sehingga mendapat pendinginan yang cukup untuk terjadi kondensasi.

Faktor pendukung terbentuknya awan itu yakni udara yang naik di atas pegunungan secara berkelanjutan.

Selanjutnya, terkondensasi dan menghasilkan awan.

Dor! Satu Tembakan Polisi Lumpuhkan Celeng yang Mengamuk, Masuk Rumah di Garung Wonosobo

Fakta Fenomena Munculnya Cacing di Solo dan Klaten, Pakar Sebut Berkait Aktivitas Gunung Berapi

Kapolres Wonosobo Pimpin Anak Buahnya Kubur Jenazah dengan SOP Pemakaman Pasien Korban Corona

Guguran Awan Panas Gunung Semeru Hingga 2.000 Meter, Lama Gempa 300 Detik

Menariknya, berbeda dengan awan jenis lain, awan topi memiliki karakteristik yang spesial karena posisinya relatif tetap dan tidak bergerak.

"Awan jenis ini juga dapat berada pada lokasi yang sama dalam periode lama,"katanya.

Awan ini juga dapat terbentuk di atas dataran yang luas karena perbedaan kecepatan angin pada berbagai lapisan, akibat adanya front atau pertemuan massa udara basah dan massa udara dingin.

Menurut Rendi, fenomena alamiah itu lazim terjadi karena ada perbedaan suhu udara dan tekanan udara serta faktor topografi.

Tetapi kemunculannya memang tergolong jarang. Terkadang, kata Rendy, lapisan payung awan itu bisa lebih dari satu.

"Kejadian awan topi tersebut bisa berulang di suatu lokasi namun periodenya tidak pasti," katanya. (aqy)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved