Berita Regional

Fakta Ricuh Pembagian Sembako di Cibinong, Warga Termakan Hoaks hingga Bupati Tegur Baznas

Fakta Ricuh Pembagian Sembako di Cibinong, bermula dari Warga Termakan Hoaks hingga Bupati Bogor Ade yasin Tegur keras Baznas

Istimewa
Ratusan warga tampak berebut pembagian sembako di halaman Kantor Baznas, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/4/2020). Mereka datang ke kantor Baznas setelah mendapat hoaks pesan berantai dari WhatsApp (WA), terkait adanya pembagian bantuan sembako. Kedatangan mereka yang tak terduga sempat menimbulkan kericuhan. 

Baznas Bantah Undang Warga untuk Terima Bantuan

Pembagian sembako yang berujung kericuhan di Kantor Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bermula dari kesalahan informasi.

Kepala Baznas Kabupaten Bogor KH Lesmana mengatakan, tidak ada undangan khusus untuk warga mengenai pembagian sembako di halaman kantor.

Dia menyatakan bahwa saat itu masyarakat yang datang sama sekali tidak terduga, sehingga desak-desakan tak bisa dihindarkan.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Bogor akhirnya tidak dipatuhi oleh warga.

"Ini mereka murni datang dari mulut ke mulut, yang datang ini spontan masyarakat. Masalahnya ini kan PSBB," ujar Lesmana saat dikonfirmasi, Senin (20/4/2020).

Meski demikian, Lesmana mengakui bahwa pada akhirnya Baznas tetap melayani warga yang telah datang, untuk menghindari kericuhan yang lebih besar.

Sebab, saat itu Baznas masih memiliki stok untuk diberikan, walaupun bantuan tersebut pada akhirnya tidak tepat sasaran.

"Saya tidak tahu karena sudah 500 orang datang, karena ini untuk perut ya kami sediakan. Ini tak tepat sasaran," kata dia.

Tarif Pelatihan Kartu Prakerja Tidak Wajar, Pelatihan Ojol Rp 1 Juta, Hipmi: di Google Gratis

Bukan untuk warga umum

Lesmana menjelaskan bahwa awalnya bantuan sembako itu hanya diperuntukkan bagi lingkup pondok pesantren, seperti guru ngaji, para ustaz dan amil.

Bantuan berupa beras dan mi instan itu juga tidak diperuntukkan bagi masyarakat umum yang hanya bermodal KTP dan KK.

"Awalnya bantuan sembako berupa beras 5 kilogram dan 10 bungkus mi instan itu untuk lingkungan pesantren, dengan meminta para camat dan kades mendata setiap guru ngaji, ustaz dan santri yang ada," ujar dia.

Akibat kericuhan yang terjadi, pihak Baznas akan segera mengevaluasi proses pembagian sembako, supaya sedekah tersebut bisa tepat sasaran dan berjalan kondusif.

"Ini kita segera rapatkan bersama staf yang ada di lokasi, karena mereka juga sama sekali tidak tahu, karena tiba-tiba saja datang," kata dia. (*)

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved