Teror Virus Corona
WHO: Beberapa Hari Lagi, Kasus Terkonfirmasi Virus Corona Capai 1 Juta Orang
Rabu (1/4/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan informasi kekhawatirannya terhadap penyebaran virus corona.
"Setiap pasien yang bergabung dalam uji ini membawa satu langkah lebih dekat ke obat mana yang bekerja," kata Ghebreyesus.
• BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Musim Pancaroba di Jateng, Berpotensi Muncul Hujan Es
• Janji Bupati Banjarnegara Kepada Perantau, Melindungi Mereka Agar Tidak Diusir Apalagi Dikucilkan
• Kabur Saat Dirawat di RS Rujukan Corona, Pasien yang Tinggal di Ungaran Timur Kini Meninggal Dunia
• Pasien Positif Corona Meninggal di Purwokerto Sempat Membaik, Rekan Saat Outbound Sembuh di Solo
Untuk diketahui, Solidarity Trial adalah pengujian klinis terhadap empat obat yang berpotensi menyembuhkan virus corona.
Pengujian klinis ini dilakukan di berbagai negara dan digawangi oleh WHO.
Tujuannya untuk mencari tahu obat mana yang paling efektif dalam menyembuhkan virus corona Covid-19.
Obat yang diuji ada empat, yaitu obat antivirus remdesivir, kombinasi lopinavir, dan ritonavir yang selama ini digunakan untuk HIV.
Termasuk kombinasi lopinavir bersama ritonavir dan interferon beta, serta obat antimalaria klorokuin.
Masker Medis
Ghebreyesus berkata, prioritas WHO saat ini adalah agar para petugas kesehatan di garda terdepan dapat mengakses alat pelindung diri (APD), termasuk masker dan respirator.
Itulah sebabnya, WHO terus bekerja sama dengan pemerintah dan produsen untuk meningkatkan produksi dan distribusi APD, termasuk masker.
Namun, dia juga melihat bila pada saat ini, sedang ada perdebatan mengenai penggunaan masker oleh masyarakat.
Akan tetapi, WHO hanya merekomendasikan penggunaan masker medis untuk orang yang sedang sakit atau yang merawat orang sakit.
Itu pun harus digabungkan dengan upaya perlindungan lainnya agar efektif melindungi dari infeksi virus corona.
"WHO terus mengumpulkan segala bukti yang ada dan terus mengevaluasi potensi penggunaan masker yang lebih luas untuk mengontrol penularan Covid-19 pada tingkat komunitas," katanya.
Dia melanjutkan, ini adalah virus yang sangat baru, dan pihaknya selalu belajar.
"Bersamaan dengan berkembangnya pandemi, begitu juga dengan bukti dan nasihat kami," bebernya. (*)