Berita Regional
Fenomena Langka Waterspout Terjadi di Aceh, Suara Gemuruh dan Air Danau Terangkat ke Langit
Fenomena langka waterspout atau belalai air baru terjadi di sebuah danau di Aceh Tengah.
TRIBUNBANYUMAS.COM, ACEH - Fenomena langka waterspout atau belalai air baru terjadi di sebuah danau di Aceh Tengah.
Peristiwa yang jarang terjadi itu tampak di Danau Laut Tawar, Kampung Mengaya, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh.
Kejadian tersebut terjadi Kamis (26/3/2020) petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Fenomena ini pertama diketahui oleh sejumlah pemuda yang tengah bermain voli di lapangan desa setempat.
• Semangati Para Penggemar Lawan Virus Corona, Siwon Super Junior: Kangen dan Sehat Selalu Ya
• Hujan Ringan dan Hujan Lokal di Slawi Kabupaten Tegal, Simak Prakiraan Cuaca Minggu 29 Maret
• Yayasan Putra Harapan Sumbang Alat Pelindung Diri (APD) bagi Tenaga Medis Rumah Sakit di Banyumas
• ODP dan PDP Corona Meningkat, Simak Update Virus Corona di Banyumas Minggu 29 Maret
Lokasi mereka bermain voli dekat dengan Danau Laut Tawar, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah.
Tiba-tiba muncul pemandangan yang menurut mereka mengejutkan dan baru pertama kali terjadi.
"Ketika pemain voli berhenti, kami yang sedang menonton voli juga tumpah ruah bersama masyarakat menyaksikan ada yang berputar seperti angin puting beliung dari arah danau," kata Sekretaris Kampung Megaya, Haidir.
Haidir mengungkapkan, fenomena angin puting beliung di danau itu terjadi sekitar 25 menit.
Angin tampak berputar dari awan yang sedang mendung hingga berjung ke air danau, seolah-olah menyedot air tersebut.
Fenomena itu disertai dengan suara gemuruh.
Peristiwa itu terjadi mulai pukul 18.30 WIB hingga 18.55 WIB.
Warga yang menyaksikan beramai-ramai merekam kejadian itu dengan gawai mereka.
Sementara itu Kasi Data dan Informasi BMKG Aceh Zakaria Ahmad mengemukakan, fenomena tersebut adalah waterspout atau belalai air.
Meski masih dapat dikatakan dalam jenis angin puting beliung namun waterspout memiliki perbedaan.
"Bedanya, kalau waterspout terjadi di permukaan air, baik itu di danau atau di permukaan laut dan bisa juga terjadi di sungai yang luas," kata dia.
Waterspout biasanya terjadi di air saat tekanan udara rendah.
Zakaria mengatakan, waterspout disebabkan awan Cymulonimbus.
"Kecepatan angin jenis ini biasanya antara 50 hingga 60 kilometer per jam," kata dia.
• Chord Kunci Gitar Lagu Dekat di Hati RAN
• Resep Masakan, Tahu Brontak Khas Banyumas
• Tetap di Rumah, Simak Prakiraan Cuaca Purwokerto-Banyumas Minggu (29/3/2020) Menurut BMKG
• Di Rumah Nonton TV? Jadwal Acara Minggu 29 Maret 2020 Ini - Trans, RCTI, SCTV, GTV, Indosiar, ANTV
Meski masyarakat setempat menyebut peristiwa itu baru pertama kali terjadi di wilayahnya, namun Zakaria memastikan fenomena waterspout bukan fenomena aneh.
"Ini fenomena biasa terjadi," kata Zakaria. Angin jenis ini akan melemah ketika pergerakannya menuju atau mencapai daratan.
"Kesimpulannya, waterspout biasa terjadi di wilayah perairan dan puting beliung di daratan," ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontribur Takengon, Iwan Bahagia | Editor: Aprilia Ika)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena Waterspout di Aceh, Suara Bergemuruh dan Berlangsung 25 Menit",