Berita Regional
Antisipasi Virus Corona Pemkot Surabaya Bikin Terobosan Bilik Sterilisasi, Risma: Diproduksi Massal
Antisipasi Virus Corona Pemkot Surabaya Bikin Terobosan Bilik Sterilisasi, Risma: Diproduksi Massal
Antisipasi Virus Corona Pemkot Surabaya Bikin Terobosan Bilik Sterilisasi, Risma: Diproduksi Massal
TRIBUNBANYUMAS.COM, SURABAYA - Sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona, pemerintah kota (Pemkot) Surabaya, membuat terobosan dengan mengembangkan bilik sterilisasi.
Bilik ini diklaim dapat mensterilkan tubuh orang yang ada di dalamnya atau melewatinya dari virus corona yang menempel di badan atau pakaian.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau karib disapa Risma, meminta agar bilik ini dapat diproduksi massal.
Seperti apa?
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) turut membuat bilik sterilisasi yang diklaim berfungsi untuk mensterilkan tubuh dari virus corona.
Rencananya, bilik sterilisasi yang dibuat secara mandiri ini bakal ditempatkan di beberapa tempat umum, seperti kantor pelayanan publik yang tersebar di Kota Surabaya.
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan, Robben Rico mengatakan, saat ini sedang dilakukan proses pembuatan bilik steril bertipe tunnel (terowongan).
• 4 Pasien Positif Virus Corona di Banten Meninggal, Total 48 Orang Meninggal akibat Covid-19
• Potret Wajah Italia Saat Ini, Cuma Sebulan Berubah Drastis Akibat Virus Corona
• Bikin Sendiri Cairan Disinfektan dari Pemutih Pakaian atau Pembersih Lantai. Yuk, Simak Caranya
• Ganjar Bentuk Polisi Covid-19, Anggotanya Satpol PP, Tugasnya Biar Warga Sadar Virus Corona
Ia menargetkan, setiap hari pembuatan bilik harus rampung sebanyak 10 unit.
Nantinya, bilik-bilik tersebut akan dipasang di tempat keramaian atau tempat berkumpulnya masyarakat."
"Hari ini tadi kita sudah kirim ke Bandara Juanda masing-masing terminal ada satu unit."
"Sampai dengan sore ini kami sudah memproduksi tujuh bilik. Mudah-mudahan nutut sesuai target," kata Robben Rico saat ditemui di Taman Surya Surabaya, Minggu (22/3/2020).
Ia menjelaskan, tujuh bilik yang hari ini sudah dibuat akan ditempatkan di kantor-kantor yang posisinya banyak dikunjungi masyarakat.
Semisal kantor pelayanan Polrestabes Surabaya, Samsat, dan kantor pemerintah kota.
"Intinya, tempat-tempat yang mendatangkan cukup banyak orang, kita akan pasang bilik itu di situ," ujar dia.
Ia memastikan akan terus membuat bilik sterilisasi ini sampai kebutuhan lokasi keramaian terpenuhi.
Sebab, ada banyak permintaan untuk pengadaan bilik steril tipe terowongan ini, khususnya di wilayah perkantoran.
"Kita terus buat sampai kebutuhannya terpenuhi, yang minta cukup banyak. Terutama kantor-kantor," ujar dia.
• Mudik Lebaran 2020 Bisa Saja Dilarang, Kemenhub: Kajian Skenario Terburuk Tangani Virus Corona
Meski demikian, ia juga mengimbau kepada para pengembang perumahan agar membuat bilik sterilisasi secara mandiri.
Menurut dia, pembuatan bilik ini tidak begitu rumit, sehingga setiap pengembang kompleks perumahan juga dapat menerapkan cara ini agar warga yang masuk ke perumahan sudah steril.
"Sesuai anjuran ibu wali kota agar pengembangnya dapat membuat masing-masing."
"Prosesnya hanya posisinya menggunakan pompa, selang, sprayer yang berfungsi untuk air kemudian jadi embun," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyampaikan, setiap harinya bilik steril tersebut bakal menghabiskan sedikitnya 500 liter dengan kandungan campuran alkohol dan aquades.
"Sehari itu 500 liter (satu galon kuning). Kita sudah bikin dan dua hari sekali ngisinya. Kalau terlalu lama, khasiatnya tidak bagus," ujar Febria.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan upaya preventif untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19.
Selain melakukan penyemprotan disinfektan secara masif, pemkot juga memasang dua bilik sterilisasi untuk bandara terminal pintu kedatangan satu dan dua Bandar Udara Juanda, Minggu (22/3/2020).
Setiap pengunjung yang berada di terminal kedatangan domestik maupun internasional, akan melewati proses skrining melalui bilik sterilisasi tersebut.
Kasi Pemeliharaan Bangunan dan Gedung, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Kota Surabaya, Anggoro Himawan mengatakan, pemasangan dua bilik sterilisasi di T1 dan T2 Juanda Airport ini berdasarkan arahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
• Beberapa Daerah Sudah Bisa Test Corona Sendiri, Jateng Kapan? Begini Jawab Ganjar
Hal ini sebagai upaya preventif untuk mencegah penyebaran Covid-19, khususnya di salah satu pintu masuk ke Kota Surabaya.
"Sementara ini arahan dari Ibu Wali Kota ada dua titik (bilik sterilisasi), jadi yang di T1 dan T2 kedatangan (Juanda)," kata Anggoro dikonfirmasi, Minggu.
Ia menjelaskan, untuk bilik sterilisasi tipe tunnel (terowongan) saat ini sudah dipasang di terminal satu, kedatangan domestik.
Sementara di terminal dua atau kedatangan internasional, dipasang bilik sterilisasi tipe chamber (ruangan).
Namun, berdasarkan kajian yang dilakukan, ke depan bilik chamber yang ada di T2 Juanda akan diganti dengan tipe tunnel agar lebih cepat dan efektif saat proses skrining.
"Pemasangan bilik sterilisasi di tempat umum ini yang pertama kali di T1 dan T2 Juanda," kata dia.
Kepala Bidang Kekarantinaan dan Surveilans KPP Kelas 1 Surabaya, Budi Santoso menyambut baik langkah preventif yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pihaknya berharap, upaya ini juga dapat mendukung pelayanan kepada masyarakat.
"Tentunya kami sangat berterima kasih karena memang ini mendukung pelayanan kita terhadap masyarakat," kata Budi.
• Lockdown Virus Corona, Irak Jadi Negara Keenam Belas di Dunia, Berlaku Hingga 28 Maret
Dengan situasi yang pandemik seperti ini, kata Budi, tentunya penyakit sudah secara sporadik terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Karena itu, kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19, tidak hanya dilakukan di layanan penerbangan internasional, tapi juga domestik.
Namun begitu, pihaknya sangat berterima kasih kepada Pemkot Surabaya dengan adanya bilik sterilisasi tersebut.
"Semoga ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Alat ini akan beroperasi dari mulai adanya penerbangan di kedatangan dari pagi sampai malam. Penerbangan paling pagi jam 7 sampai jam setengah 11 malam," jelas Budi.
Sementara itu, Communication and Legal Manager Bandara Juanda Surabaya, Yuristo Ardhi Hanggoro menyampaikan, di tengah situasi saat ini, diperlukan pencegahan penyebaran yang dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pihaknya mengaku bahwa Bandara Juanda juga telah menerapkan penyemprotan disinfektan, kebijakan social distancing, penyediaan cairan pembersih tangan, hingga pengukuran suhu tubuh.
"Kehadiran bilik sterilisasi dari pemkot tentunya kami sambut positif, karena dapat membantu kami dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” kata Yuris.
• Acara Ngunduh Mantu di Purwokerto Dibubarkan Polisi, Rombongan Tamu Pulang Dikawal Petugas
Risma Terima Pengembangan dari IT Telkom Surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima dua contoh bilik sterilisasi atau sterillization chamber yang dikembangkan Institut Teknologi Telkom Surabaya di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Sabtu (21/3/2020).
Dua tipe bilik sterilisasi itu, yakni tipe chamber (ruangan) dan tunnel (terowongan). Alat tersebut dibuat karena diklaim bisa menekan laju penyebaran virus corona atau Covid-19.
Risma mengatakan, sebenarnya sudah banyak yang membuat bilik sterilisasi ini.
Bahkan, ada yang membuat seperti tenda dan ada yang seperti tempat cuci mobil.
Akhirnya, Risma terpikirkan untuk membuat alat semacam itu untuk sterilisasi Covid-19 di Surabaya.
"Jadi, ini lebih sempurna ketimbang cuci tangan. Kalau cuci tangan kan hanya membersihkan virus dan kuman yang ada di tangan, tapi kalau seperti ini kan bisa seluruh badan," kata Risma, seusai menerima bilik strerilisasi itu.
Ia menyampaikan, bilik sterilisasi ini masih terus disempurnakan, termasuk cairannya yang masih dibuat oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Bahkan, bagian bawahnya yang sebelumnya dipasangi karpet juga akan diganti dengan bahan khusus anti kuman seperti bahan yang dipakai setelah keluar dari kamar operasi.
• Fenomena Tisu Basah untuk Masker, Jubir Pemerintah Penanganan Virus Corona: Itu Malah Berbahaya
• Kronologi Pernikahan di Purwokerto Dibubarkan Polisi Karena Wabah Corona, Tamu Disemprot Disinfektan
• Klorokuin Bukan Antivirus Corona, Dokter: Obat Keras, Efek Sampingnnya Berbahaya, Bisa Mematikan
• Masker Bedah Sekali Pakai, Begini Cara Menggunakan Melepas dan Membuang yang Benar
"Bilik-bilik semacam ini akan kami bikin sebanyak-banyaknya. Dinas Cipta Karya juga baru bikin semacam ini,” tegas dia.
Rektor Institut Teknologi Telkom Surabaya Tri Arif Sardjono mengaku, sengaja membuat dua tipe bilik sterilisasi, yaitu tipe chamber (ruangan) dan tunnel (terowongan).
Menurut dia, perbedaan dua tipe bilik sterilisasi itu terletak pada sistem kerjanya. Untuk model chamber cairan disinfektannya diputar jadi uap lalu diarahkan ke ruangan (bilik).
Sedangkan tipe tunnel, cairannya disedot lalu disemprotkan dari berbagai sisi.
"Kami belum tahu ini lebih efektif yang mana. Saya kira akan banyak muncul banyak tipe, karena ini masih sangat basic, sangat mendasar," ujar dia.
Namun, setelah berdiskusi dengan wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu, Risma nampaknya lebih suka dengan bilik sterilisasi tipe tunnel.
Menurut Arief, Risma meminta bilik sterilisasi tipe tunnel itu diperbaiki beberapa desainnya dan diperbanyak lagi untuk diletakkan di berbagai tempat di Kota Surabaya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Darurat Covid-19, Pemkot Surabaya Pasang 2 Bilik Sterilisiasi di Bandara Juanda dan Bilik Sterilisasi di Surabaya Diproduksi Massal, Sehari 10 Unit