Berita Banjarnegara
Daun Kelor Disebut Antivirus Corona, Warga Banjarnegara Sudah Lama Yakini Khasiatnya
Daun Kelor Disebut Antivirus Corona, Warga Banjarnegara Sudah Lama Yakini Khasiatnya
Penulis: khoirul muzaki | Editor: yayan isro roziki
Daun Kelor Disebut Antivirus Corona, Warga Banjarnegara Sudah Lama Yakini Khasiatnya
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Wabah virus Corona (COVID-19) masih menghantui masyarakat dunia.
Di tengah wabah virus corona yang terus meluas, sebagian warga meyakini daun kelor berkhasiat sebagai antivirus corona.
Warga Banjarnegara meyakini khasiat daun kelor untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, jauh sebelum wabah virus corona menyerang dunia.
Seperti apa?
Saat ini, para ilmuwan dunia masih berusaha mencari penawar virus itu untuk mengakhiri wabah penyakit global (pandemi).
Begitupun para ilmuwan di Indonesia tengah berupaya mencari penangkal virus dari bahan alami.
• BREAKING NEWS: Satu PDP di RS Margono Soekarjo Purwokerto Dinyatakan Positif Virus Corona
• Update Virus Corona di Dunia: 271.629 Kasus Positif, 87.403 Sembuh. Kematian Italia Lampaui China
• Perempuan Positif Virus Corona Pelaku Kekerasan Ini Ludahi 7 Polisi saat Ditangkap
• Malaysia Deportasi Ratusan TKI dan WNI, Tak Mau Pusing di Tengah Lokcdown
Akhir-akhir ini pun ramai publikasi yang menyebut beberapa produk tanaman, semisal jambu biji, daun kelor hingga kulit jeruk diteliti mampu mencegah pertumbuhan virus corona.
Seperti umumnya tanaman herbal lain, produk herbal itu dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh hingga tak mudah terserang virus corona.
Daun kelor menjadi satu di antara tanaman herbal yang ramai diperbincangkan saat ini.
Daun kelor nyatanya tak hanya populer dalam peribahasa, "dunia tak selebar daun kelor".
Pepatah ini mengingatkan, dunia tidak sempit, sesempit daun kelor yang amat mungil ukurannya.
Nasehat ini menemui relevansinya di tengah keputusasaan masyarakat dunia menghadapi wabah Corona. Pandemi saat ini membuat sebagian masyarakat dilanda kefrustasian.
• UPDATE: Total Ada 450 Kasus Positif Virus Corona, Tambah 81 Kasus. DKI Jakarta Masih Tertinggi
Dunia serasa amat sempit dan mencekam. Seakan kiamat akan datang esok hari. Ditambah obat penyakit itu belum ditemukan hingga saat ini.
Tapi peribahasa itu kembali memupuk semangat. Tiada penyakit tanpa obat.
Banyak pasien mulai sembuh, meski ribuan nyawa telah melayang. Sejumlah penelitian berhasil membawa angin segar.
Dunia kembali serasa lebar. Ada banyak pilihan untuk mencegah penyebaran virus itu.
Daun kelor salah satu bahan alam yang ikut melebarkan harapan itu. Sempit daunnya, namun amat luas khasiatnya, di antaranya meningkatkan imunitas tubuh hingga membuatnya kebal dari serangan virus.
Ternyata, jauh sebelum ini, tanaman herbal itu sudah dikenal sejak zaman nenek moyang. Masyarakat Jawa mempercayai, daun kelor memiliki beragam khasiat untuk kesehatan.
• Malah ke Pasar dan Rewang Tetangga, Pasien Suspect Corona Ini Dijemput Paksa. Sekomplek Diisolasi
Tetapi seiring perkembangan industri farmasi, tanaman herbal mulai ditinggalkan. Tanaman kelor kini mulai jarang ditemukan.
Meski demikian, sebagian masyarakat, utamanya di pedesaan masih melestarikan tanaman ini.
Karyanto, warga Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu mengatakan, dahulu, di desanya, tanaman kelor banyak tumbuh liar.
Sebelum dunia medis berkembang, masyarakat biasa memanfaatkan daun kelor untuk obat tradisional.
"Dulu banyak, sekarang sudah langka,"katanya
Seiring perkembangan industri farmasi, dan majunya sarana kesehatan, masyarakat mulai meninggalkan tanaman herbal.
Terlebih sudah banyak obat pabrikan yang dijual murah di apotek maupun toko terdekat. Keberadaan fasilitas kesehatan pun semakin dekat.
• Tak Semujur Nasib Jahe Saat Corona, Sama-sama Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Harga Jambu Biji Merosot
Keberadaan tanaman kelor, juga tanaman obat lainnya pun semakin langka karena jarang yang membutuhkan.
Ternyata masih ada sedikit warga yang rajin mengonsumsinya, terutama saat dilanda sakit ringan.
Mereka yang kebanyakan orang tua masih memanfaatkan daun kelor untuk menjaga daya tahan tubuh.
Daun kelor cukup direbus lalu airnya diminum.
"Kalau masyarakat sini biasa direbus terus diminum,"katanya
Di Desa Pucungbedug Kecamatan Purwanegara Banjarnegara, sebagian masyarakat pun masih biasa mengonsumsi daun kelor untuk kesehatan.
• 3 Anggota Keluarga Tjahjo Kumolo Positif Virus Corona: Saya Negatif, Mohon Doanya
• Merasa Direndahkan Anggota DPRD Blora, TKW Asal Cilacap di Hongkong Bikin Surat Terbuka
• Pasien Corona Ditolak di Pangandaran Akhirnya Dirawat di Cilacap, Begini Kronologi Versi Dinkes
• Pelantikan PPS Kota Solo Ditunda, Ketua KPU: Karena KLB Virus Corona, tapi Penetapan Tak Berubah
Sebagian warga menanam kelor di pekarangan untuk kebutuhan keluarga. Rusmiati, warga RT 1 / RW 2 mengatakan, masyarakat di desanya mempercayai daun kelor bisa memperlancar Air Susu Ibu (ASI), di luar daun Katuk.
Daun kelor juga dipercaya memperlancar pencernaan.
Daun kelor biasanya oleh warga diolah menjadi sayur bening lalu dikonsumsi sebagai lauk pendamping nasi.
"Biasanya di sini buat sayur bening,"katanya.
Meskipun tanaman herbal, konsumsi daun kelor secara berlebihan tidak dianjurkan.
Tidak ada salahnya, masyarakat berkonsultasi kepada ahli untuk mengetahui efek samping dari konsumsi tanaman herbal ini. (*)