Wawancara Khusus
Ngobrol Bareng Abdul Kholik, DPD RI asal Jateng: Saya Setuju Pemekaran Wilayah di Jawa Tengah
Ngobrol Bareng Abdul Kholik, DPD RI asal Jateng: Saya Setuju Pemekaran Wilayah di Jawa Tengah
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: yayan isro roziki
Tapi, kalau dikalikan jumlah penduduk, hasilnya tetap banyak, yakni sekitar 3,7 juta. Jumlah itu melebihi jumlah penduduk di satu provinsi kecil seperti Papua misalnya.
Persoalan ini yang memang tidak kelihatan. Dianggapnya, Jawa sudah maju, tapi nyatanya kemiskinan cukup besar.
Kami terus mendorong, support Pak Gubernur yang memang taft (gigih).
Menurut Anda apa penyebab kemiskinan di Jateng?
Kami melihat sekarang ada interkoneksi infrastruktur cukup bagus di Jateng. Tetapi, ada ketimpangan, ketidakseimbangan antara Jateng wilayah utara dan selatan.
Kami terus mendorong agar koneksi infrastruktur di kawasan selatan. Jalan tol, bandara, rel kereta api merupakan upaya untuk pengembangan infrastruktur.
Bandara, minimal kita harus punya empat dan merata di Jateng. Sudah ada dua yang besar yakni Bandara A Yani Semarang dan Adi Soemarmo di Solo. Keduanya terletak di ujung utara dan di tengah agak timur.
Kemudian, ada kekosongan di zona Jateng barat dan timur. Di Barat, ada Bandara Tunggul Wulung (Cilacap) dan Wirasaba (sekarang Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga) yang bisa dikembangkan.
Bandara Wirasaba informasinya sudah bisa digunakan pada Lebaran tahun ini.
Sedangkan di timur, ada Bandara Ngloram yang juga sedang dikembangkan untuk penerbangan skala menengah.
Kemudian, infrastruktur jalan di sisi selatan kurang jaringan. Saat ini tengah dibahas pembangunan jalan tol dari Tasik-Bandung kemudian nanti ke simpul selatan Jateng.
Karena itu, kalau buka data kemiskinan, pasti akan bertumpuk di Jateng bagian selatan, seperti Kebumen dan Banyumas.
Apa yang harus dilakukan menurut Anda?
Harus ada akselerasi ke depan. Mendorong adanya bandara, jalan tol, termasuk kereta api. Untuk kereta api kami kekurangan akses, beruntung sudah ada Joglosemarkerto (kereta dengan rute loop atau melingkar Jateng).
Ke depan, kami ingin ada kereta, seperti di Jogja ada Prambanan Express atau Pramex yang memiliki rute Solo-Jogja-Kutoarjo.