Berita Purbalingga

Tragedi Tenggelamnya Siswa SDN 03 Makam, Polisi Segera Tetapkan Tersangka

Willy menuturkan hasil pemeriksaan saksi, guru tersebut kurang pengawasan terhadap siswanya saat berada di kolam renang

Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: muslimah
Istimewa
Polisi meninjau kondisi kolam renang yang memakan korban anak SD tenggelam 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Proses penyelidikan tenggelamnya siswa SDN 03 Makam di kolam renang Desa Rajawana Rt1/5, Kecamatan Karangmoncol tinggal selangkah lagi.

Pihak Polres Purbalingga telah menaikkan status penyelidikan menjadi penyidikan. Penetapan tersangka akan segera diumumkan setelah melalui beberapa tahapan.

"Gelar perkara sudah. Hasil dari Polsek akan ditarik ke Polres, " ujar Kasatreskrim Polres Purbalingga AKP Willy Budiyanto, Rabu (26/2/2020).

Beredar Foto Pak Kades dan Bu Sekdes Tanpa Busana, Berikut 5 Fakta Perselingkuhan Mereka

Update Tol Tegal-Cilacap, Ketua Komisi 2 DPRD Banyumas: Purwokerto Jangan Hanya Jadi Kota Lintasan

Kisah Sugeng Wiyono Kolektor Foto Tua Asal Purwokerto, Menolak Iming-iming Mobil dari Orang Belanda

Kepsek SD di Purbalingga Beberkan Detik-detik Siswanya Tewas Tenggelam di Kolam Renang:Kami Menyesal

Willy menuturkan hasil pemeriksaan saksi, guru tersebut kurang pengawasan terhadap siswanya saat berada di kolam renang.

Sementara siswa yang mengikuti kegiatan tersebut sangat banyak.

"Guru itu juga sudah menyampaikan ke orang tua siswa lewat whats app bahwa hari Sabtu (22/2) akan dilaksanakan pengenalan air bukan renang," tutur dia.

Menurutnya, Guru itu minta dibantu orang tua untuk ikut mendampingi.

Ada enam siswa yang didampingi orang tuanya.

"Namun korban saat kejadian tidak di dampingi orang tua, " ujarnya.

Willy mengatakan penyelidikan saat ini telah naik tingkat menjadi penyidikan.

Ada enam saksi yang telah diminta keterangan diantaranya pekerja di kolam renang yang mengingatkan guru untuk mengecek siswanya, pekerja yang menolong korban saat tenggelam, dan beberapa orang tua siswa.

"Penetapan tersangka setelah dari Polsek membuat Laporan Polisi (LP) dan dikirim ke Polres. Penetapan tersangka pastinya tidak sekarang, " tutur dia.

Ia menuturkan pemilik kolam renang hinga saat ini belum dimintain keterangan. Kepolisian baru meminta keterangan terhadap penjaga kolam.

"Nantinya kami akan meminta keterangan ke pemilik kolam, " tukasnya.

Kondisi Kolam Renang

Tragedi tenggelamnya siswa SDN 03 Makam di kolam renang Desa Rajawana Rt1/5, Kecamatan Karangmoncol terus menjadi sorotan.

Garis polisi (Police line) membentang dilokasi tenggelamnya siswa tersebut.

Air di kolam renang tersebut telah disurutkan.

Kolam renang tersebut masih dalam tahap pembangunan.

Kolam tersebut masih beralaskan plester.

Jika dilihat tidak terdapat pembatas kedalaman di kolam tempat korban tenggelam.

Adanya tragedi tenggelamnya siswa SDN 03 Makam membuat pemilik kolam renang, Karsono angkat bicara terkait kasus tersebut.

Karsono menuturkan telah dimintai keterangan dan telah ditulis di Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) dari kepolisian.

Pihaknya masih menunggu hasil lebih lanjut dari kepolisian.

"Saya sudah menjawab pertanyaan dari semua pihak, " tuturnya, Rabu (26/2/2020)

Menurutnya kolam tersebut masih tahap pembangunan dan belum dioperasionalkan.

Kolam renangnya hanya ada pekerja bangunan.

Belum ada petugas yang menunggu di kolamnya tersebut.

"Karena masih dalam tahap pembangunan izin saja belum dikomersilkan, " tuturnya.

Menurut dia, banyak sekolah yang meminta izin untuk berenang di kolam renangnya.

Pihaknya hanya menunjukkan peruntukan kolam tersebut.

"Saya menunjukkan kalau dewasa disana, kalau anak di sini.

Tidak ada pengawasan dari kami.

Pengawasan diserahkan kepada mereka-mereka yang menggunakan," jelas pemilik kolam renang yang juga sebagai Angota DPRD Kabupaten Purbalingga dari Fraksi Gerindra.

Karsono mengatakan awal membangun kolam renang untuk memfasilitasi sekolah yang terdapat kurikulum renang.

Terlebih di daerah sekitar kecamatan Rembang tidak terdapat kolam renang.

"Jadi kalau mau renang ke Owabong. Karcisnya Rp 25 ribu belum ongkos transportasi, harus dikawal orang tua.

Ongkosnya juga besar.

Saya membangun kolam renang untuk meringankan beban orang tua yang ada di wilayah sini, "terangnya.

Saat kejadian, kata dia, ada dua rombongan siswa Sekolah Dasar yang datang ke kolamnya.

Dua rombongan tersebut berasal dari SDN Pekiringan, SDN Makam

"Saya juga dapat informasi yang datang itu SDN Pekiringan dan SDN Makam.

Kalau SDN Makam bawa 20 murid kelas 2 SD, ada enam wali murid, dan satu guru, " tutur dia.

Dikatakannya, guru mengajak siswanya ke kolam tersebut karena terdapat pelajaran renang di dalam kurikulum.

Guru tersebut ingin mengajari siswanya di kolam itu.

"Yang 19 siswa di kolam 50 sentimeter, 1 siswa yag meninggal di kolam dalam.

Kalau kejadiannya saya maupun keluarga tidak tahu.

Waktu itu saya masih ada acara. Saya cuma diberitahu kalau ada anak yang meninggal di kolam," jelasnya.

Karsono berkilah telah mempersilakan guru tersebut menggunakan kolam renangnya.

Guru itu cuma diarahkan oleh pekerja bangunan yang berada di kolam renangnya.

"Itu pun sudah diarahkan mana untuk anak-anak dan untuk dewasa.

Pekerja sudah mengingatkan juga kepada guru tersebut untuk mengecek kembali siswanya, "terangnya.

Ia mengatakan pasca kejadian tidak akan membuka untuk umun kolam renangnya.

Namun demikian proses pembangunan masih akan terus dilanjutkan.

"Kalau belum selesai pembangunan tidak saya izinkan untuk menggunakan.

Kalau pembangunan tetap jalan menunggu proses selesai, " tukasnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved