Berita Banyumas
Kisah Sugeng Wiyono Kolektor Foto Tua Asal Purwokerto, Menolak Iming-iming Mobil dari Orang Belanda
''Sejarah Banyumas hendaknya menjadi muatan lokal agar generasi muda tahu sejarah di lingkungannya,'' ucapnya
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Perjuangan Sugeng Wiyono sebagai kolektor foto jadul sekaligus pedagang poster tidaklah mudah.
Kebiasaannya menggunakan onthel ditambah usia yang sudah senja menjadikannya rentan terjatuh.
Pernah suatu ketika, dia dibawa ke rumah sakit akibat tersenggol sepeda motor.
• Sambut Bulan Rajab, Ini Niat Puasa Rajab, Berapa Hari Dilaksanakan, dan Keutamaannya
• Laudya Cynthia Bella Hapus Foto Suami di Ig, Ini Reaksi Istri Engku Emran saat Ditanya Langsung
• Kisah di Balik Penemuan Korban Pembunuhan di Sigaluh: Saat Tim Putus Asa, Terdengar Suara Memanggil
• Cara Lapor SPT Pajak via Online, Ikuti Delapan Langkah Berikut
Musibah tersebut tidak membuatnya jera.
Ayah enam anak sekaligus kakek 12 cucu tersebut semula mengoleksi foto hanya sebagai hobi.
Dia melihat sejumlah temannya mengoleksi perangko atau memiliki hobi filateli.
Sugeng lebih suka mengumpulkan foto.
Bukan hanya foto bintang film melainkan foto-foto bangunan dan tokoh-tokoh pemerintahan.
Sewaktu muda, dia pernah kuliah di Akademi Pimpinan Perusahaan di Jakarta, sekitar 1964.
Ketika tidak ada jam kuliah, biasanya dia pergi ke pusat rombengan barang bekas di Pasar Senen.
Selain mencari foto-foto dan barang bekas, Sugeng juga gemar membaca buku di perpustakaan Kedutaan Besar Belanda.
"Saya mengetahui sejarah Banyumas justru melalui foto dan buku-buku terbitan Belanda," ujarnya kepada TribunBanyumas.com, Senin (24/2/2020).
Sugeng pun tergugah ingin mengumpulkan bukti sejarah melalui foto.
Dia yakin melalui foto itulah masyarakat mendapat gambaran kehidupan sebenarnya mengenai masa lalu.
Kalau hanya membaca buku, harus membayangkan atau menduga-duga saja.
Sugeng terbilang memiliki banyak foto sejarah.
Terbukti dia berhasil mengumpulkan setidaknya 120 helai foto khusus Banyumas dan 400 helai foto Jakarta tempo dulu.
Koleksi tertua yang dia miliki buatan tahun 1843, yaitu foto pembukaan Jalan Banyumas-Buntu sepanjang 12 kilometer.
Dia juga memiliki foto pemindahan Pendapa Si Panji dari Banyumas ke Purwokerto pada 7 Januari 1937.
Foto serial prosesi pemindahan pendapa itu ada 12 helai, mulai dari pemberangkatan sampai saat masuk ke pendapa di Purwokerto.
Sugeng mengaku pernah menjadi orang kepercayaan dari Gubernur Jakarta Ali Sadikin setelah lulus dari Akademi Pimpinan Perusahaan.
Ketika Pemerintah Kabupaten Banyumas melakukan studi banding ke Jakarta, dia dimintai bantuan membuat konsep proyek Lokawisata Baturraden.
Foto yang dimiliki Sugeng kebanyakan tentang sejarah pemerintahan.
Di antaranya foto alun-alun Banyumas, bupati dari masa ke masa, dan suasana kegiatan masyarakat zaman kolonial.
Koleksi foto itu sangat bermanfaat.
Apalagi ketika membuat film bertema sejarah.
Sutradara yang ingin mengetahui pakaian orang tempo dulu bisa menontonnya.
Bagaimana motif batik yang dipakai pria dan wanita serta motif batik rakyat kebanyakan zaman Hindia Belanda?
Dapat memanfaatkan foto-foto koleksi Sugeng tersebut.
Dia bahkan sudah mendokumentasikan koleksinya itu dalam bentuk VCD.
Tidak lupa pula menyimpannya ke dalam flasdisk supaya ketika dia wafat jejak peninggalan koleksinya tersimpan rapi.
• 6 Bocah Ini Jadi Yatim Piatu dalam Sehari, Wajah Polos Mereka Kebingungan Melihat Pelayat Menangis
Agar bisa dinikmati generasi selanjutnya.
Pria itu berharap, dokumen yang dimiliki bisa dipakai sebagai bahan mengajarkan budaya Banyumas kepada para siswa.
''Sejarah Banyumas hendaknya menjadi muatan lokal agar generasi muda tahu sejarah di lingkungannya,'' ucapnya.
Jika Sugeng sudah tergiur uang, mungkin foto-foto yang sangat berharga itu kini telah menjadi koleksi Museum Leiden, Belanda.
Pada 1974, saat masih bekerja di bidang pariwisata di Baturraden, dia bertemu seorang warga negara Belanda.
''Saat itu, foto-foto saya mau dibeli dan ditukar dengan satu buah mobil.
Rencananya foto saya akan diserahkan ke Museum Leiden. Saya menolak dengan alasan ingin menjadikan foto tersebut sebagai aset warga Banyumas," ungkapnya.
Kini di usia senja, Sugeng Wiyono juga menghabiskan waktu menekuni hobi berkebun.
Jika sedang tidak ada kegiatan, dia menyibukkan diri merawat tanaman yang ada di depan rumah.
Ketika ada pesanan foto datang, barulah dia berangkat dengan diantar oleh cucunya. (TribunBanyumas/jti)
• Cara Lapor SPT Pajak via Online, Ikuti Delapan Langkah Berikut
• Laudya Cynthia Bella Hapus Foto Suami di Ig, Ini Reaksi Istri Engku Emran saat Ditanya Langsung
• Sambut Bulan Rajab, Ini Niat Puasa Rajab, Berapa Hari Dilaksanakan, dan Keutamaannya
• Tukang Ojek Pengkolan, Waduh Mpok Uyuy Mau Laporin Ojak sama Maya ke Pak RT