Berita Cilacap

Sukses Buka Dua Cabang di Cilacap, Apa Rahasia Dwi Yulianto Kelola Ayam Bakar Babeh?

Pelanggan mesti antri untuk dapat menikmati menu ayam babeh. Sukses Buka Dua Cabang di Cilacap, Apa Rahasia Dwi Yulianto Kelola Ayam Bakar Babeh?

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Keramaian sudah tampak di meja pemesanan. Pelanggan yang datang mesti antri ketika hendak memesan.

Di sisi lain, bapak-bapak berjaket hijau dari perusahaan ojek online terus berdatangan.

Pencatat pesanan makanan pun tak pernah menganggur.

Itu pemandangan sekilas yang terlihat di Rumah Makan Ayam Bakar Babeh.

Kim Soo Hyun Dibayar Rp 2 Miliar Setiap Episodenya di Drama Korea Terbarunya, Psycho But Its Okay

Raffi Ahmad Bongkar Rahasia Rans Entertaiment dapat Banyak Rezeki, Kok Bisa?

Kisah Kemesraan Para Poligami Muda Dari Antar Suami Menikah Lagi Hingga Tunggui Istri Tua Melahirkan

Setelah Rekam Adegan Seks Bersama Istri Orang, Pebinor Ini Justru Kirimkan Video ke Suaminya

Rumah makan yang terletak di Jalan Dr Sutomo, persis di depan SMP N 4 Cilacap itu, tidak pernah sepi pengunjung.

Pecinta kuliner di Cilacap tentu tidak asing dengan rumah makan ini. Pertama kali buka pada Sabtu, (16/4/2010), Ayam Bakar Babeh kini sudah memiliki dua cabang di Cilacap.

Dua-duanya juga laris diserbu pengunjung.

Tribun Banyumas berkesempatan mencicipi kelezatan ayam bakar tersebut. Dan betul, rasanya ayam bakarnya legit, bumbunya merasap, dan ada tambahan takacang.

Ditambah lagi, makanan senikmat itu dijual dengan harga yang terjangkau. Satu porsi paha ayam bakar dan nasi dijual dengan harga Rp10.500.

Datang ke Parangtritis Saat Tengah Malam, Tujuh Mahasiswa Tenggelam

Diana, seorang pelanggan yang sering makan di rumah makan tersebut mengatakan, sudah cocok dengan rasa dan harganya.

Dia sering menjadikan tempat makan tersebut sebagai pilihan favorit tempat makan.

Baik sendiran maupun bersama keluarga atau teman-teman.

”Pelayanannya cepat, pelayannya juga kerjanya cepet,” katanya.

Menanggapi pernyataan dari seorang pelanggan yang menilai bagus pelayanan di rumah makannya, Dwi Yulianto (31), pemilik Rumah Makan Ayam Bakar Babeh, merasa biasa saja.

Setelah Rekam Adegan Seks Bersama Istri Orang, Pebinor Ini Justru Kirimkan Video ke Suaminya

Dia mengatakan, memang sudah menjadikan kewajiban pelanggan mendapat pelayanan yang maksimal.

”Saya belajar tentang pelayanan restoran waktu di sekolah dulu,” kata laki-laki yang menimba ilmu restoran di SMK N 3 Purwokerto tersebut.

Bekal ilmu dari sekolah tersebut, dia gunakan dalam menjalankan bisnis kuliner tersebut.

Termasuk dalam hal persiapan, penyajian, dan pelayanan. Bahkan, dalam hak kecil pun Dwi perhatikan.

Objek Wisata Baru di Yogyakarta, Heha Sky View Manjakan para Pencari Senja Ini Foto-fotonya

”Saya imbau karyawan yang kerja di sini memakai peci atau penutup kepala yang lain seperti topi dan yang lain,” ceritanya.

Aturan itu tidak sekadar agar karyawan terlihat modis.

Namun, untuk mengantisipasi rontokan rambut jatuh di makanan pesanan pelanggan.

Minta Kritk dan Saran dari Pelanggan

Dwi menceritakan kunci sukses menjalankan rumah makannya dengan cara mendengarkan keluhan pelanggan dan meminta kritik atas kekurangan yang ada di Ayam Bakar Babeh.

Itu mengapa di samping meja makan, terdapat kertas yang bertuliskan ”kritk dan saran”.

Detik-detik Tentara Thailand Pelaku Penembakan Massal yang Tewaskan 21 Orang Dieksekusi Mati

”Dulu waktu awal buka, saya sering meminta langsung kritik dan saran dari pelanggan,” kenang Dwi.

Dari pola komunikasi seperti itu. Dwi bisa langsung mengetahui kekurangan bumbu makanannya dan cara pelayananannya.

Tentu yang paling penting, saran dari pelanggan tentang bumbu makanan.

Dwi mempertimbangkan betul saran bumbu dari pelanggan, lalu dia olah sendiri. Juga, dibantu oleh saudaranya yang pandai memasak ayam bakar.

Tukang Ojek Pengkolan TOP Bikin Penasaran, Apa Benar Ratna? Kalau Denok Tahu Bakal Bahaya Ini

”Jujur ya, bukan bermaksud sombong, sejak awal buka, rumah makan ini sudah ramai,” kata bapak beranak satu ini.

Dwi mengenang sejak pertama kali buka bisnis ayam bakar, 90 porsi ayam bakar langsung habis. Kendati laris pada hari pertama, Dwi tidak mau langsung puas.

Dia menyuruh pelayan-pelayan menanyakan kepada pelanggan apa kritik dan saran pada Ayam Bakar Babeh.

”Dari situ, kami bisa belajar dan menyiapkan yang terbaik,” ungkapnya.

Update : Ratusan Warga Wangon Keracunan Tumpeng, Pemkab Banyumas Kirim Sampel Makanan ke Laborat

Dwi mengaku tidak ada bumbu rahasia dalam memasak ayam bakar di rumah makannya.

Bahkan, dia tidak tahu apa perbedaan ayam bakar Babeh dengan di rumah makan lain.

”Cuma kalau ayam bakar di sini, bumbunya saya tambahi kacang biar tambah kental,” katanya.

Kini, Dwi sangat bersyukur ayam bakarnya disukai banyak orang.

Ditambah juga karyawannya tidak banyak yang keluar. Sebagian karyawan tersebut juga saksi hidup bagaimana Dwi berjuang menjalankan bisnis ayam bakar tersebut.

Begini Reaksi Mengejutkan Agnez Mo saat Ditanya Kapan Kawin

Perlakukan Karyawan Seperti Keluarga

Sumaryono atau yang diakrab Arya, ingat betul bagaimana hari pertama berjualan ayam bakar Babeh.

Rumah makan Babeh masih berbentuk gubuk. Bangunannya belum seluas sekarang. Tapi juga laris saat itu.

”Kami sampai menangis karena sampai capeknya, saking larisnya,” kenangnya.

Arya menambahkan, dia dan teman-teman betah bekerja di sini karena merasa tidak diperlakukan sebagai karyawan.

”Bahkan kadang saya terharu, saya seperti dianggap sebagai keluarganya Mas Dwi,” katanya.

Dikawal Kopassus saat Promosi Film, Ternyata ini Pekerjaan Ayah Iqbal Ramadhan

Arya menceritakan, Dwi sering mendatangi rumah-rumah karyawan.

Bahkan, kalau ada karyawan yang ulang tahun, bapak dan ibunya Dwi diajak untuk menyerahkan kue ulang tahun ke karyawan.

Dwi mengungkapkan cara-cara itu sebagai bentuk perhatian dan menambah rasa kekeluargaan kepada anggota keluarga di Ayam Bakar Babeh.

Dwi menolak menyebut orang-orang yang bekerja di rumah makan dengan sebutan ”karyawan.”

”Mereka adalah bagian dari keluagra saya. Saya bisa nangis kalau cerita mereka,” katanya sembari mengusap air mata.

Jadwal Serie A Liga Italia : Ada AC Milan melawan Inter Milan, Begini Prediksi Conte dan Kaka

Mereka sebagian berasal dari keluarga yang tidak punya atau dari keluarga yang rapuh.

Makanya Dwi ingin orang-orang yang bekerja di rumah makan Babeh sejahtera dan bahagia.

Dwi menyediakan mes tempat menginap untuk mereka.

Ingart Tuhan dan Minta Restu Orangtua

Viral Video Pasangan Mesum di Gunung Ditelanjangi Pendaki, Begini Tanggapan Fiersa Besari

Berikut Delpan Tanda-tanda Seseorang Mendekati Kematian dan Cara Menolong Mereka

Viral Video Pria Pencekik Polisi, Pelaku Minta Maaf Namun Ancaman Penjara 10 Tahun Tetap Menanti

Cari Selama Enam Bulan, Finalis Indonesian Idol Temukan Putrinya Tewas Jatuh dari Apartemen

Kini, jumlah karyawan Dwi berjumlah 58 orang. Mereka dibagi di dua tempat. Pertama, di Babeh 1. Kedua, di Babeh 3

”Dua rumah makan, sehari mungkin Rp20 juta,” katanya menceritakan omzet bisnisnya.

Dwi berpesan, ketika hendak berbisnis kulinar, awali dengan mencintai makanan.

Mulai dengan tidak membuang makanan apa pun.

”Jangan lupa Ingat Allah dan minta restu orang tua,” pungkasnya. (yun)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved