Musim Hujan, Petani di Gombong Kebumen Justru Tak Tahu kapan Menanam Padi, Ini Sebabnya
Antara bulan Desember-Januari ini, petani mestinya sudah mulai bercocok tanam dengan pasokan air yang cukup
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN- Meski musim hujan telah berjalan, volume air di waduk Sempor Kebumen belum juga normal.
Pengelola pun belum membuka pintu waduk untuk saluran irigasi yang mengairi ribuan hektar sawah warga.
Akibatnya, areal persawahan warga di beberapa kecamatan di Kebumen masih kering hingga sekarang.
Padahal, air menjadi kebutuhan inti bagi lahan untuk memproduksi tanaman padi.
Tanpa air yang cukup, petani padi tak bisa bercocok tanam.
Ini pula yang dirasakan petani di Desa Patemon Kecamatan Gombong Kebumen.
Musim penghujan mestinya disambut gegap gempita oleh petani di desa itu.
Antara bulan Desember-Januari ini, petani mestinya sudah mulai bercocok tanam dengan pasokan air yang cukup.
Sawah-sawah mulai ramai dengan aktivitas petani mengolah lahan.
Tetapi hingga di penghujung Januari ini, tempat petani menggantungkan harapan itu masih lengang.
Petani banyak menganggur di rumah karena sawah belum bisa diolah.
"Harusnya akhir Desember-Januari itu sudah tanam, tapi ini belum karena kendala air," kata Edi petani Desa Patemon Kecamatan Gombong Kebumen, (24/1)
Edi sedikit lebih beruntung. Ia masih bisa bercocok tanam dengan mengandalkan air hujan yang mengalir ke sungai dekat sawahnya.
Tetapi sebagian besar petani di desanya yang hanya mengandalkan pengairan dari waduk harus pasrah menerima kenyataan.
Mereka belum bisa mengolah lahan karena tidak cukup pasokan air.
Sebagian lahan malah belum dibajak. Ada yang baru menebar benih meski belum jelas kapan tanam.
Kondisi ini jelas merugikan petani. Pasalnya, menurut Edi, sebagian besar warga di desa bermata pencaharian sebagai petani.
Tidak menanam berarti tidak ada harapan bagi petani untuk panen.
Padahal, penghasilan utama warga bergantung dari mata pencaharian itu. Perekonomian warga terpuruk.
"Dampaknya ke ekonomi karena sebagian besar warga petani,"katanya
Sebagaimana diketahui, pintu waduk Sempor dan Wadaslintang untuk irigasi hingga saat ini belum juga dibuka. Sebabnya, elevasi (ketinggian) air waduk belum mencapai titik normalnya karena curah hujan yang rendah di wilayah Kebumen.
Akibatnya, puluhan ribu hektar sawah yang pengairannya bersumber dari dua waduk itu kering dan belum bisa ditanami. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/waduk-sempor.jpg)