7 Tahun Dibohongi Suami yang Ngaku TNI, Aris Cerita Awal Ia Curiga, Ungkap Soal Nafkah Lahir Batin
"Saya hanya dinafkahi secara batin dan lahirnya tidak. Alhamdulillah, saya sudah cerai dari suaminya," ungkapnya
Sebelumnya, Muhammad Saiful Muis ditangkap oleh anggota Kodim 0710 Pekalongan karena mengaku oknum anggota TNI AU gadungan.
Ia diserahkan ke Polres Pekalongan Kota untuk menjalani proses hukum selanjutnya.
Penyerahan dan pelimpahan kasus TNI gadungan tersebut, dilakukan oleh POM TNI AU Purbalingga kepada anggota SPKT Polres Pekalongan Kota di Mapolres setempat pada Rabu (22/1/2020) malam.
Kedok pria lulusan SMP warga Desa Wado, Kedungtuban, Blora ini, akhirnya terungkap setelah pihak keluarga istrinya menagih janji untuk melangsungkan pernikahan resmi pada 21 Januari 2020.
Sebelumnya, pria yang mengaku sebagai anggota Paskhas TNI AU berpangkat Pratu yang dinas di Bandung sudah lama berjanji untuk menikahi secara resmi, seorang perempuan warga Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan sejak tahun 2012.
Selama ini, istrinya yakni Aris Sugiani (34), hanya dinikahi siri sejak Juni 2012, dengan alasan menunggu ijin kantor.
Ia terus menerus menghindar saat ditanya terkait kapan akan melakukan pernikahan resminya.
Lantaran curiga dengan profesi asli dari pria tersebut, keluarga dari istri siri pria tersebut kemudian melapor ke anggota Babinsa Koramil 02 Pekalongan Timur.
Anggota Babinsa setempat bersama anggota Unit Intel Kodim 0710/Pekalongan kemudian melakukan pengecekan.
Dari pengecekan ternyata benar, bahwa pria tersebut bukanlah anggota TNI AU, melainkan hanya anggota gadungan.
Setelah dibawa ke Kodim 0710 Pekalongan, pelaku mengaku sebagai anggota TNI untuk memikat Aris Sugiani, yang kini menjadi istri sirinya.
"Saya berkenalan sejak tahun 2003 di stasiun Pekalongan. Saat itu, istrinya masih kuliah di Akademi Analis Kesehatan, Kota Tegal," kata Muis dihadapan petugas.
Muis juga mengatakan ia mengaku dirinya TNI AU gadungan lantaran sudah empat kali mendaftar menjadi tentara namun selalu gagal.
"Saya mendaftar sebagai anggota TNI AU, sebanyak 4 kali dari tahun 2007 hingga tahun 2008 di Lanud Sulaiman Bandung, namun tidak lolos."

"Di tahun 2009 saya ikut pendaftaran lagi menjadi anggota TNI AD di Kodam III/Siliwangi tidak lolos lagi dan tahun 2010 daftar lagi di Lanud Adi Sumarmo Solo, namun semuanya tidak diterima. Karena takut mengecewakan orangtua, akhirnya saya mengaku sebagai anggota TNI AU gadungan," ungkapnya.
Dirinya juga mengungkapkan seragam, baret, senjata, kartu anggota TNI, dan kartu tanda penduduk membuat sendiri.