Mengintip Pabrik Drone Pembunuh Jenderal Iran Qasem Soleimani yang Untung Rp 37 Triliun

Pada Jumat, 3 Januari 2020 pekan lalu militer AS melancarkan serangan ke Bandara Internasional Baghdad, Irak menggunakan pesawat tanpa awak.

Editor: Rival Almanaf
(AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Isaac Brekken)
Sebuah pesawat tanpa awak (drone) MQ-9 Reaper terbang dalam sebuah latihan misi di Pangkalan Udara Creech di Indian Springs, Nevada, Amerika Serikat (AS), pada 17 November 2015. 

Sejak saat itu, Predator telah mengalami banyak perkembangan.

Kelalaian dan Buruknya Boeing 737 Max Terungkap dari Bocornya Percakapan Internal Karyawan

Setelah Dikunjungi Jokowi, Kapal Ikan Asing di Natuna Justru Semakin Banyak

Misalnya, sudah dilengkapi dengan kamera, peralatan komunikasi, dan rudal Hellfire.

Drone Predator dapat difungsikan untuk mengawasi, melacak, dan membunuh orang atau kelompok yang menjadi target.

MQ-9 Reaper merupakan pengembangan dari drone Predator atau disebut sebagai Predator B.

Akan tetapi, pihak perusahaan tidak mau menanggapi permintaan wawancara Forbes yang ingin menanyakan penjualan drone ke negara di berbagai dunia, juga mengenai pendapatan per tahun dari perusahaan itu.

Neal Blue, milyarder di balik General Atomics Neal Blue (84) diketahui menjadi sosok penting di balik peralatan militer tersebut.

Ia merupakan pemimpin dan pemilik 80 persen saham di General Atomics (GA).

Sementara itu, 20 persen sisa saham yang ada (1 miliar dolar Amerika) dimiliki oleh saudara laki-lakinya bernama Linden Blue.

Bersama Linden, ia membeli perusahaan energi nuklir dari Chevron senilai 60 juta dollar Amerika pada 1986.

Neal Blue memiliki kekayaan senilai 4,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 57,4 triliun (kurs Rp 14.000).

Total kekayaannya tersebut membuat Blue masuk dalam jajaran 400 orang terkaya versi Forbes.

Bahkan ia menduduki posisi ke-179 di antara 400 milyarder yang masuk daftar.

Data ini terakhir diperbaharui pada Jumat (10/1/2020).

Sebelumnya, Neal bertugas di angkatan udara Amerika sebagai penjaga senjata nuklir setelah menyelesaikan pendidikan di Yale University di Connecticut, Amerika Serikat.

Dari hasil pendidikannya, ia memperoleh gelar sebagai Bachelor of Arts/Science.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Raup Pendapatan Rp 37 Triliun, Ini Produsen Drone Pembunuh Jenderal Iran",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved