Kondisi Tanah Datar, Longsor di Sigaluh Banjarnegara Jadi Peristiwa yang Mengagetkan, Ini Kata BPBD
Menurut Arief, sedikitnya ada enam titik rawan longsor di sepanjang jalur itu yang tersebar di beberapa daerah, semisal di Desa Bojanegara dan Sigaluh
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Longsor tebing yang menutup badan jalan nasional di Desa Gripit Kecamatan Sigaluh Banjarnegara menyita perhatian banyak kalangan.
Terlebih, di sepanjang jalan nasional itu selama ini relatif aman dari bencana dan jarang sekali terjadi longsor hebat.
Kondisi fisik jalan di sepanjang aliran sungai Serayu itu relatif rata atau mendatar.
Bentangan tebing di sisi selatan jalan pun tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 3 sampai 4 meter.
Ini berbeda dengan kondisi jalan kabupaten maupun jalan provinsi di Banjarnegara bagian utara yang memang rawan longsor.
Peristiwa longsor yang menimbun hingga melenyapkan badan jalan biasa terjadi di wilayah itu.
Karenanya, peristiwa longsor yang sempat melumpuhkan akses jalan nasional itu cukup mengagetkan.
Tetapi, menurut Kepala BPBD Banjarnegara Arief Rahman, longsor tidak melulu terjadi pada tebing tinggi atau dengan kemiringan curam.
Tebing dengan kemiringan 20 persen dinilainya sudah berpotensi longsor.
Apalagi lebih dari kemiringan itu.
"Yang longsor Prigi itu tebingnya rendah dan agak jauh dari jalan.
Cuma karena ada tekanan di atasnya akhirnya sampai ke jalan raya," katanya
Titik rawan longsor di sepanjang jalan nasional Sigaluh Banjarnegara ternyata bukan hanya di Desa Prigi.
Menurut Arief, sedikitnya ada enam titik rawan longsor di sepanjang jalur itu yang tersebar di beberapa daerah, semisal di Desa Bojanegara dan Sigaluh.
Melihat topografinya, di sepanjang jalan nasional dari perbatasan Wonosobo sampai Banjarnegara terdapat tebing setinggi sekitar 3 sampai 4 meter pada sisi selatannya.