Terguncang, Rahmat Mulai Lempari Rumah Tetangga, Kini Ia Akan Diboyong ke Rumdin Bupati Banjarnegara

Dengan kondisinya saat ini, sudah sepantasnya Rahmat diwisuda dari panti. Tetapi mau kemana dia kembali

Editor: muslimah
Tribunjateng.com/Khoirul Muzaki
Pengelola bercengkerama dengan penghuni panti Pamardi Raharjo Banjarnegara. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Beberapa penghuni panti sosial Pamardi Raharjo Banjarnegara yang berkumpul di teras masih gagal memecah keheningan panti.

Di antara mereka masih menyibuki dunianya sendiri, dengan tatapan tak berisi. Demikian halnya Rahmat, satu di antara penghuni panti yang perlahan mulai mengenal dunia sekitarnya.

Ia melempar senyum, seperti menyambut kedatangan kami. Karena itu kami tak ragu menyapanya dari dekat. Nyatanya, Rahmat mampu merespon pertanyaan kami dengan tepat. Meski dengan kata singkat.

Dengan kondisinya saat ini, sudah sepantasnya Rahmat diwisuda dari panti. Tetapi mau kemana dia kembali.

Siapa yang akan menjemputnya dari panti. Kedua orang tuanya telah meninggal sewaktu dia masih dini. Pulih dari gangguan jiwa bukan berarti seluruh deritanya pergi.

Tetapi, di antara teman sependeritaannya di panti, Rahmat barangkali sedikit lebih beruntung saat ini.

Rahmat tidak akan lagi bingung mencari tempat kembali. Rumah milik orang nomor satu di Kabupaten Banjarnegara Budhi Sarwono melambai. Kedatangannya telah dinanti.

Di sana, ia tak akan sendiri. Timin, teman sesama penghuni pantinya sudah lebih dulu menempati rumah bupati.

Timin bahkan sudah menjalani hidup normal di sana. Segala kebutuhannya terjamin. Tubuhnya bahkan lebih subur. Kehidupannya tampak makmur. Kulitnya bersih. Parasnya rupawan.

Latar belakang Rahmat dan Timin tidak jauh berbeda, sama-sama pernah menderita dalam pasungan.

Tetapi karena riwayat hidupnya yang kelam itu, Rahmat masuk kualifikasi Budhi Sarwono untuk diboyong ke pendopo.

"Informasinya mau dibawa ke rumah bupati kalau kondisinya sudah memungkinkan,"kata pengelola Panti Sosial Pamardi Raharjo Banjarnegara Suhartanto

Biarlah kini Rahmat menemukan kebahagiaannya. Sejak kecil ia sudah menderita. Sedari belia, saat masih duduk Sekolah Dasar (SD), Rahmat sudah menghadapi ujian berat dalam hidupnya.

Kedua orang tuanya meninggal hingga ia yatim piatu. Jiwanya terguncang. Anak itu mulai suka mengamuk hingga melempari rumah tetangganya.

Keluarga terdekat bingung mengatasi perilakunya. Ia lantas dikurung di dalam kamar agar tak menganggu lingkungan sekitar.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved