Berita Wonosobo

1.488 Warga Dewasa Wonosob Kembali Sekolah, Belajar secara Online untuk Dapat Ijazah SMA

Sebanyak 1.488 warga dewasa Wonosobo kembali ke bangku sekolah lewat sekolah online. Peserta berumur 25 tahun ke atas ini akan mendapat ijazah SMA.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IMAH MASITOH
SEKOLAH ONLINE - Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat memberi sambutan dalam peluncuran sekolah online orang dewasa (SOOD) di Pendopo Bupati, Sabtu (25/10/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Sebanyak 1.488 warga dewasa Wonosobo, Jawa Tengah, kembali ke bangku sekolah untuk mendapatkan ijazah.

Namun, bukan sekolah formal layaknya pelajar pada umumnya. Mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar secara dalam jaringan (daring).

Para pelajar berusia 25 tahun ke atas ini mengikuti sekolah online untuk mendapatkan ijazah setara SMA.

Kegiatan yang diberi nama Sekolah Online Orang Dewasa (SOOD) ini diluncurkan langsung Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat di Pendopo Bupati, Sabtu (25/10/2025).

"Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras merumuskan dan menyiapkan program ini," kata Afif.

Bupati Afif menjelaskan, kehadiran SOOD merupakan wujud nyata dari semangat gotong royong dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Baca juga: 95 Lukisan Seniman Wonosobo Tampil di Pameran Seni Rupa, Karya Pelukis Pelajar 5 Sekolah Ikut Mejeng

Ia menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Upaya mengentaskan kemiskinan tidak hanya dapat dilakukan melalui bantuan sosial atau pembangunan infrastruktur semata, melainkan harus diselesaikan secara fundamental, yaitu melalui peningkatan martabat dan kualitas sumber daya manusia," jelasnya.

Menurutnya, pendidikan adalah jembatan dari keterbatasan menuju kemandirian. 

Dengan memperkuat kualitas pendidikan, terutama bagi warga dewasa yang belum menyelesaikan jenjang SMA, pemerintah berharap dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wonosobo secara signifikan.

Bupati Afif menyoroti pentingnya peningkatan Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) sebagai tolak ukur kemajuan pendidikan daerah.

Di Wonosobo, angka RLS penduduk berusia 25 tahun ke atas di angka 6,9.

"Kelompok usia 25 tahun ke atas inilah yang menjadi fokus utama perhatian kita, terutama mereka yang termasuk dalam kategori Dewasa Tidak Sekolah (DTS) dan belum memiliki ijazah setara SMA," ungkapnya.

Ia menilai bahwa kesenjangan pendidikan pada kelompok ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga dapat menghambat laju pembangunan daerah dan daya saing tenaga kerja lokal.

Program SOOD dijalankan dalam bentuk pendidikan kesetaraan Paket C yang sepenuhnya berbasis online. 

Peserta dapat belajar secara fleksibel menggunakan perangkat digital tanpa harus meninggalkan pekerjaan atau kewajiban keluarga.

Bupati Afif menyebut bahwa inisiatif ini adalah langkah strategis untuk mengatasi hambatan geografis dan waktu yang selama ini menjadi kendala utama bagi warga dewasa untuk melanjutkan pendidikan.

Tingkatkan Kualitas Hidup

Melalui SOOD, pemerintah berharap dapat membuka akses pendidikan yang lebih luas dan merata bagi masyarakat dewasa, sekaligus mendukung transformasi digital di sektor pendidikan daerah.

Ia menekankan bahwa keberhasilan program SOOD diharapkan membawa dampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Wonosobo

Dengan memiliki ijazah setara SMA, peserta akan memiliki peluang kerja lebih besar dan kesempatan memperoleh pendapatan yang lebih baik.

"Peningkatan keterampilan dan pengetahuan juga akan melahirkan lebih banyak wirausahawan tangguh dan tenaga kerja yang kompetitif," katanya.

Baca juga: Revitalisasi Dimulai, Alun-alun Wonosobo Bakal Lebih Ramah Difabel dan Warga yang Ingin Berolahraga

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Wonosobo, Musofa menjelaskan, program ini merupakan hasil dari evaluasi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa kelompok usia produktif tersebut masih menjadi tantangan utama dalam peningkatan rata-rata lama sekolah.

"Setelah kami pelajari, ternyata paling efektif, karena memang mereka yang nggandul (belum lulus SMA) adalah yang usia 25 tahun ke atas," imbuhnya.

Kurikulum dan Modul Interaktif

SOOD dirancang dengan sistem pembelajaran daring yang mudah diakses. 

Materi pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum tingkat SMA, dilengkapi video pembelajaran, contoh soal, dan modul interaktif.

"Kalau belum memahami isinya, mereka bisa mengulang."

"Kami sudah sediakan instrumen yang memudahkan mereka belajar," jelas Musofa.

Baca juga: Pengendara Diminta Waspada saat Melintasi Jalan Lingkar Selatan Wonosobo, Sempat Tertutup Longsor

Program ini memanfaatkan platform khusus sehingga peserta dapat belajar tanpa terikat waktu dan tempat.

"Mereka bisa belajar kapan saja, di mana saja. Seperti halnya membuka YouTube, bisa dilakukan setelah selesai bekerja," katanya.

Pendekatan ini dianggap paling praktis dan efektif bagi warga dewasa yang ingin melanjutkan pendidikan tanpa meninggalkan aktivitas keseharian.

Setiap peserta akan mendapatkan evaluasi hasil belajar secara otomatis melalui sistem daring.

"Setelah dia merasa memahami, dia mengerjakan soal pilihan ganda yang sudah disediakan. Nilainya langsung terekam," terang Musofa.

Ia menambahkan, akan ada pendampingan tutor secara berkala, terutama menjelang ujian.

Selain itu, pertemuan daring melalui Zoom juga akan dilakukan secara periodik.

"Pertemuan lewat Zoom akan kami usahakan sebulan sekali, untuk memberikan inspirasi dan motivasi dari berbagai narasumber," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved