Viral Tegal

Viral, Warga Usir Perempuan di Purwahamba Tegal: Peras Mantan Pacar Ratusan Juta Lewat VCS

Ratusan warga menggerebek rumah seorang perempuan di Purwahamba Tegal, pelaku dan penyebar video VCS. Warga yang geram mengusirnya.

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: rika irawati
Tangkap Layar Instagram @pemalang.update
DIGEREBEK - Ratusan warga mengarahkan kamera ponsel ke terduga pelaku video call sex (VCS) di Dukuh Blubuk, Desa Purwahamba, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal. Kejadian ini pun viral di media sosial. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Ratusan warga menggeruduk rumah seorang perempuan diduga pelaku video call sex (VCS) di Dukuh Blubuk, Desa Purwahamba, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal.

Mereka ramai-ramai merekam menggunakan kamera handphone (HP) saat perempuan ini digiring polisi dengan pengawalan ketat membelah kerumunan.

Kejadian ini pun viral setelah diunggah di media sosial, satu di antaranya dibagikan akun Instagram @pemalang.update, Kamis (23/10/2025). 

Dalam video terlihat, wanita berkerudung fusia keluar memakai helm biru dikawal seorang pria yang juga memakai helm.

Sementara, di luar mereka terlihat ratusan warga.

Wanita ini kemudian dikelilingi polisi yang membawa tameng huru hara berjalan membelah lautan manusia yang memenuhi jalan, menuju kantor polisi.

"Wanita yang ke luar mengenakan helm tersebut diduga melakukan pemerasan terhadap sejumlah pria dengan modus ngajak VCS, di-record tanpa sepengatahuan, lalu dikirim sebagai bahan intimidasi akan disebarluaskan dan meminta uang. Untuk menghindari amukan warga, wanita tersebut diamankan polisi dengan pengamanan ketat," tulis keterangan unggahan itu.

Baca juga: Bansos Lansia di Adiwerna Diduga Dipotong Rp100 Ribu, Dinsos Hingga Bupati Tegal Buka Suara

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Suradadi AKP Novely Haryatno membenarkan peristiwa tersebut.

Novely mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (21/10/2025) malam, sekitar pukul 20.00 WIB. 

Menurut Novely, warga menggerebek rumah wanita berinisial I (30).

"Kasusnya lebih kepada membuat warga resah karena tersebar video tidak senonoh atau video call sex," jelas AKP Novely, Kamis.

Menurut AKP Novely, kasus ini berawal saat I melakukan VCS dengan mantan pacarnya, pria berinisial A, yang saat ini bekerja di Korea. 

Saat penggerebekan, kata Novely, perempuan ini keluar rumah ditemani suaminya yang juga memakai helm, diduga untuk menghindari amukan massa.

"Kenapa warga sampai melakukan penggerebekan? Karena video tidak senonoh atau video vulgar yang dilakukan wanita berinisial I itu tersebar dan dilihat oleh warga."

"Ya, intinya, warga merasa resah karena takut suami, anak-anaknya jadi ikutan menonton video."

"Akhirnya, warga lebih memilih mengusir wanita tersebut."

"Saya belum dapat informasi pakai aplikasi apa," ungkap AKP Novely. 

Baca juga: Gara-gara Ayam Goreng Ketinggalan, Menu MBG di Kebumen Viral, Kepala Dapur: Miskomunikasi

Menurut Novely, kondisi di lingkungan tersebut sudah kondusif.

"Untuk saat ini, wanita berinisial I lokasi dimana, kami juga tidak tahu pasti, tapi yang jelas sudah tidak ada di desa."

"Saat malam kejadian, langsung kami bawa ke Polres Tegal dan setelahnya belum tahu pindah kemana," ujarnya. 

Diusir Warga

Sementara itu, Kepala Desa Purwahamba Hasim menjelaskan, sebelumnya wanita berinisial I sudah pernah melakukan pemerasan kepada pria berinisial A, nominalnya Rp130 juta.

Kejadiannya baru sekitar sebulan yang lalu. 

Baik A maupun I, keduanya sama-sama sudah berumah tangga. 

"Kemudian, I meminta uang lagi kepada A. Kalau tidak salah, nominalnya Rp150 juta atau berapa, intinya dalam jumlah ratusan juta," jelas Hasim.

Baca juga: Demi Konten, 2 Siswa SMA di Tegal Tewas Tenggelam di Sungai Gung. Sempat Bagikan Undangan di Medsos

Menurut Hasim, I juga menyebarkan video vulgarnya kepada beberapa pria lain yang sedang bekerja di luar negeri. 

Menurut Hasim, I sengaja menyebar VCS itu karena ingin memeras korban.

Hasim mengatakan, warga mengusir I dan menolak I kembali ke Dukuh Blubuk, Desa Purwahamba, Kabupaten Tegal

"Sampai saat ini, kami juga belum ada informasi atau belum mengetahui posisi I dimana."

"Tapi, yang jelas, warga menolak I untuk tinggal di lingkungan desa lagi," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved