Berita Jateng

Jateng Jadi Magnet Investor: Nilai Investasi Tembus Rp66 Triliun, Serap Ratusan Ribu Pekerja

Hingga triwulan III tahun 2025, capaian nilai investasi di provinsi ini sudah mencapai Rp66,13 triliun.

ist/dok pemprov jateng
KUNJUNGI DUNIA USAHA - Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengunjungi satu perusahaan di Jateng. Dunia usaha menyambut positif pertumbuhan ekonomi di provinsi ini. 

Pada sektor keempat, tutur Dhoni, di bidang konstruksi, seperti jalan tol, jalan provinsi, dan irigasi. Kontribusinya lebih dari 11 % terhadap PDRB.

Lebih lanjut, kata Dhoni, untuk menjaga dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Jateng, diperlukan dukungan data.

Pada 2026, BPS akan melakukan perbaruan data  melalui sensus ekonomi.

"Artinya kami sepakat, segala sesuatu data itu menjadi akurat, apabila berbasis data."

"Bila tidak, maka berpengaruh pada pengambilan keputusan oleh pemerintah," katanya.

Magnet Investasi

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyatakan, wilayahnya masih tetap menjadi magnet investasi dan ekspor dunia, meskipun di tengah ketidakpastian global.

Ia menyebut, meski dunia menghadapi pandemi, perang, dan dinamika geopolitik, Jawa Tengah justru mampu menjaga stabilitas ekonomi dan sosial.

"Iklim masyarakat kita adem, ayem, dan nyaman."

"Investasi di sini aman," kata Luthfi beberapa waktu lalu. 

Luthfi menekankan, pemerintah provinsi terus memperkuat iklim investasi, salah satunya dengan mempermudah proses perizinan.

Hal itu berlaku baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Ia juga menyebut tenaga kerja di Jawa Tengah sangat kompetitif. 

Luthfi mengungkapkan, faktor yang membuat Jawa Tengah menarik bagi investor antara lain tenaga kerja yang kompetitif,  jaminan keamanan dan ketertiban dalam berinvestasi, tidak ada premanisme, ijin dipermudah, dan lainnya. 

Ia mendorong, agar diperbanyak industri padat karya di provinsi ini, supaya mampu menyerap tenaga kerja.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, data dari hasil sensus ekonomi yang dilakukan sepuluh tahun sekali, menjadi acuan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan program ke depannya.

"Misalnya terkait jumlah UMKM, karakteristiknya seperti apa, usaha mikro kecil, menengah, besar. Semua akan terdata," katanya. (*)

Baca juga: Bertemu PT Danareksa, Gubernur Luthfi Tawarkan Investasi Agroindustri di Jateng Bagian Selatan

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved