Berita Jateng
Harga Cabai Keriting Melejit Rp 70 Ribu se Kilogram di Semarang
Kenaikan harga ini disebut dipicu oleh berkurangnya pasokan dari petani akibat cuaca ekstrem
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN — Harga cabai merah keriting di pasar tradisional Kabupaten Semarang melonjak tajam dalam dua pekan terakhir, bahkan sempat tembus hingga Rp70 ribu per kilogram.
Kenaikan harga ini disebut dipicu oleh berkurangnya pasokan dari petani akibat cuaca ekstrem yang membuat banyak tanaman cabai gagal tumbuh.
Berdasarkan laporan Pergerakan Harga Harian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang di Pasar Bandarjo Ungaran dan Pasar Projo Ambarawa pada Kamis (9/10/2025), harga cabai merah keriting rata-rata mencapai Rp53.333 per kilogram.
Angka itu naik Rp1.667 atau 3,23 persen dibandingkan sehari sebelumnya.
Sementara itu, cabai merah besar juga mengalami kenaikan, dari Rp49.167 menjadi Rp50.000 per kilogram (naik Rp833 atau 1,69 persen).
Sebaliknya, dua jenis cabai lain, cabai rawit merah dan cabai rawit hijau, tercatat stabil di kisaran Rp35.000 dan Rp36.667 per kilogram.
Utari (50), pedagang cabai di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat, mengaku lonjakan harga ini sudah berlangsung sejak dua pekan terakhir.
“Cabai merah keriting sekarang Rp65 ribu, sempat juga sampai Rp70 ribu.
Ini harga tinggi seperti ini sudah naik bertahap dua minggu ini, normalnya sekitar Rp40 ribuan,” sebut Utari ketika ditemui Tribunjateng.com.
Meski harga naik cukup tinggi, Utari menyebut pembeli tetap datang, meskipun sebagian memilih mengurangi jumlah pembelian.
“Yang protes tetap beli, cuma jumlahnya dikurangi, misal beli Rp10 ribu, ya sekarang dapatnya lebih sedikit.
Banyak juga yang beralih ke cabai rawit merah, karena harganya lagi normal, sekitar Rp45 ribu per kilo,” imbuh dia.
Baca juga: Tugasnya Gitu Tok, Guru Urus MBG di Blora Siap Terima Insentif Rp 100 Ribu per Hari
Tanaman Kering
Kenaikan harga ini tak lepas dari persoalan di tingkat petani.
Seorang petani cabai asal Kecamatan Bandungan, Anthony Cahyono (45), mengatakan sebagian besar tanaman cabai di wilayahnya mengalami kekeringan akibat cuaca panas ekstrem.
“Saya sudah menanam tapi belum berbuah, jadi belum terdampak langsung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.