Aksi Demo
Massa Pendemo Mencekam di Jalan Jensud Purwokerto, PKL Pilih Tutup Lapak Takut Diamuk
Di tengah kericuhan itu, para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Ragasemangsang hanya bisa menutup lapak dan memilih pulang.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rustam Aji
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Malam Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto terasa mencekam.
Asap gas air mata masih menyengat di udara, bebatuan berserakan di jalan.
Di tengah kericuhan itu, para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Ragasemangsang hanya bisa menutup lapak dan memilih pulang.
"Sudah tidak kondusif.
Biasane gak sampai lempar-lemparan," ucap salah satu pedagang martabak, Ozy kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (30/8/2025) malam.
Bagi warga seperti Ozy dan pedagang lainnya, kekacauan yang terjadi telah membawa dampak nyata kehilangan penghasilan, rasa takut, dan trauma.
"Saya cuma mau jualan.
Tapi kalau suasananya sudah kayak gini, lebih baik saya pulang," kata Ozy.
Unjuk rasa berubah jadi ricuh ketika sekelompok massa melempari gedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas dan merusak posko Satpol PP.
Tak hanya batu dan botol, bambu dan berbagai barang lain turut beterbangan.
Kerusuhan ini bukan hanya digerakkan oleh elemen mahasiswa.
Massa yang turun ke jalan merupakan gabungan dari masyarakat umum dan kelompok-kelompok luar yang disebut aparat "tidak terkomando".
Kepala Satpol PP Banyumas, Sugeng Amin, menyebut kerusakan terjadi secara masif dan brutal.
"Posko Satpol PP hancur semua. Amplifier, helm, kipas angin dibakar.
Kursi juga dibakar. Bahkan pagar tralis di area BKAD ikut dijarah," ujarnya.
Sugeng menegaskan, kerusuhan bukan ulah mahasiswa, tetapi pihak luar yang menyusup dan memperkeruh situasi.
Baca juga: Kerusuhan Merembet ke Surabaya, Gedung Grahadi Dibakar Massa, Ruang Kerja Wagub Jatim Hangus
Baca juga: Update: Massa Jarah Barang Kantor Pemkab dan DPRD Kabupaten Kediri sebelum Dibakar
Gas air mata pun akhirnya ditembakkan oleh aparat untuk memukul mundur massa.
Sejumlah orang berlarian menyelamatkan diri, termasuk warga sekitar dan para pedagang.
Aksi ini merupakan bagian dari gelombang protes nasional buntut kematian tragis seorang pengemudi ojek online di Jakarta saat unjuk rasa sebelumnya.
Di Banyumas, amarah yang meluap itu akhirnya memuncak dalam bentuk kekerasan terhadap fasilitas publik.
Adapun lima tuntutan utama yang dibawa massa dalam aksi ini, antara lain:
1. Menolak segala bentuk represivitas oleh aparat penegak hukum.
2. Menuntut pencopotan Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
3. Mendesak pengusutan transparan atas tindakan represif dalam setiap aksi.
4. Mengutuk pernyataan dan tindakan para wakil rakyat yang tak berpihak pada rakyat.
5. Mendesak pembuatan produk hukum yang menjamin kesejahteraan rakyat.
Sugeng Amin berharap tak ada aksi susulan.
Ia mengimbau seluruh elemen menyampaikan aspirasi secara santun dan tidak merusak fasilitas publik.
"Silakan menyampaikan aspirasi, tapi jangan dengan cara anarkis. Ini rumah kita bersama," katanya. (jti)
Kerusuhan Merembet ke Surabaya, Gedung Grahadi Dibakar Massa, Ruang Kerja Wagub Jatim Hangus |
![]() |
---|
Update: Massa Jarah Barang Kantor Pemkab dan DPRD Kabupaten Kediri sebelum Dibakar |
![]() |
---|
Pencari Benur Hilang Usai Jatuh di Tebing Watu Bale Pantai Pasir Ayah Kebumen |
![]() |
---|
KANTOR WAKIL RAKYAT Luluh Lantak, Ini Daftar Kerusakan Gedung DPRD Cilacap Usai Diamuk Massa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.