Berita Cilacap

Sampah di Cilacap Hampir 1.000 Ton Per Hari, Sayang Truk Pengangkut Terbatas

Produksi sampah di Kabupaten Cilacap kini mencapai hampir 1.000 ton setiap hari,

Rayka Diah
Tumpukan Sampah - Kondisi TPS Tambakreja yang berada di dekat area pemukiman dan perkantoran, sering dikeluhkan warga karena bau busuk yang menyengat. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP – Di balik hiruk-pikuk aktivitas kota Cilacap ini, gunungan sampah perlahan menjadi pemandangan yang akrab di sudut-sudut permukiman.

Di beberapa titik, seperti di sekitar TPS Kelurahan Tegalreja, lalu TPS Tambakreja tumpukan plastik, kayu lapuk, dan sisa rumah tangga seolah menjadi bagian dari lanskap sehari-hari.

Aroma menyengat bercampur udara lembap, sementara beberapa warga tampak pasrah dengan kondisi yang belum banyak berubah.

Produksi sampah di Kabupaten Cilacap kini mencapai hampir 1.000 ton setiap hari, angka yang menunjukkan betapa besar tantangan pengelolaan lingkungan di wilayah ini.

Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat, timbulan sampah harian pada 2025 mencapai sekitar 970 ton, dan bisa meningkat tajam saat hari besar keagamaan atau pergantian tahun.

Namun, kemampuan pengangkutan masih jauh dari kata ideal karena armada yang tersedia sangat terbatas.

Hal ini diungkapkan Kepala DLH Cilacap, Ahmad Nurlaeli.

Nurlaeli menyebutkan, saat ini pihaknya hanya memiliki 39 unit truk pengangkut sampah.

Dari jumlah itu, lima unit mengalami kerusakan berat dan tidak lagi bisa dioperasikan.

"Wilayah timur memiliki 26 unit, tiga di antaranya rusak berat,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).


Sementara, lanjut Nurlaeli, di wilayah barat ada 13 unit, dua juga sudah tidak bisa jalan.

Dengan kapasitas angkut rata-rata lima ton per truk, seluruh armada hanya mampu mengangkut sekitar 170 ton sampah setiap hari.

Artinya, lebih dari 700 ton sampah belum terangkut dan berpotensi menumpuk di berbagai sudut kota maupun desa.

Situasi ini kerap menimbulkan keluhan dari warga, terutama di daerah padat penduduk seperti Cilacap Selatan.

Nurlaeli mengakui, keterbatasan armada menjadi salah satu penyebab utama layanan kebersihan belum maksimal.

Sebagai upaya perbaikan, DLH kini berencana menambah truk jenis compactor yang mampu menampung volume tiga kali lebih besar dari truk konvensional.

Baca juga: Nasib Koperasi Merah Putih di Purbalingga, Tunggu Kejelasan Modal dari Pusat

"Truk compactor jauh lebih efisien dan bisa menekan frekuensi pengangkutan," jelasnya.

Namun, pengadaan kendaraan jenis ini terkendala anggaran daerah yang terbatas.

"Harapan kami, dengan kondisi APBD yang terbatas, ada sinergi dengan pihak swasta untuk ikut menangani masalah sampah di Cilacap," katanya menambahkan.

Menurut warga sekitar, tumpukan sampah yang terkadang tak kunjung terangkut sudah menjadi pemandangan biasa di lingkungan mereka.

"Setiap hari sampah makin menumpuk, kadang baru diangkut setelah menimbulkan bau busuk."

"Apalagi kalau hujan, airnya sampai mengalir ke jalan," ujar Budi, salah satu warga di Kelurahan Tambakreja, Cilacap Selatan.

Menurut warga, persoalan sampah di Cilacap bukan hanya soal kebersihan, tapi juga sudah menyangkut kenyamanan dan kesehatan masyarakat sekitar. (ray)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved