Kebumen Berdaya

BNPB Pasang Sensor Gempa di Titik Megathrust, 33 Desa Rawan Tsunami di Kebumen Disiapkan

Kepala BNPB Suharyanto minta media tak besar-besarkan megathrust, Selasa (4/11). Fokus pada kesiapan, BMKG pasang sensor & 33 desa di Kebumen dilatih.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUN BANYUMAS/ AGUS ISWADI
KESIAPSIAGAAN BENCANA BNPB. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto (tengah), memberikan keterangan kepada wartawan usai meresmikan Jembatan Wetonkulon di Kebumen, Selasa (4/11/2025). Suharyanto meminta publik fokus pada kesiapsiagaan megathrust dan menyebut 33 desa di pesisir Kebumen telah disiapkan mitigasi. 

Ringkasan Berita:Kepala BNPB Suharyanto meminta media tidak membesar-besarkan isu megathrust agar masyarakat tidak takut.
 
Fokus utama adalah kesiapsiagaan, sebab tidak ada yang tahu kapan bencana terjadi.
 
BNPB & BMKG telah memasang sensor peringatan dini di titik-titik rawan gempa sejak 2020.
 
Masyarakat di pesisir juga dilatih mitigasi agar tidak salah langkah saat terjadi tsunami.
 
Di Kebumen, BPBD telah memetakan 33 desa rawan tsunami dan memasang 24 unit EWS.

TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan pesan penting terkait isu megathrust yang belakangan sering memicu kekhawatiran publik.

BNPB meminta masyarakat tidak perlu takut berlebihan, namun harus fokus pada kesiapsiagaan.

Pesan ini disampaikan langsung oleh Kepala BNPB, Suharyanto, saat berkunjung ke Kabupaten Kebumen untuk meresmikan Jembatan Wetonkulon, Selasa (4/11/2025).

Baca juga: Putus Sejak 2022, Jembatan Weton Kulon Puring Kebumen Akhirnya Rampung Dibangun. Akses Warga Pulih

Jangan Dibesar-besarkan

Suharyanto mengakui bahwa isu megathrust sering muncul di pemberitaan media.

Ia meminta agar media tidak membesar-besarkan ancaman tersebut hingga membuat masyarakat takut.

Menurutnya, hal terpenting adalah meningkatkan kesiapan, sebab tidak ada yang tahu kapan bencana itu akan terjadi.

Ia membeberkan, pemerintah pusat telah menjalankan program serius untuk menghadapi ancaman ini.

"Dari pemerintah pusat ada beberapa program terkait dengan gempa bumi megathrust ini. Mulai tTahun 2020 sampai 2025, kami bekerja sama dengan BMKG, ini di sepanjang titik-titik yang diperkirakan ada gempa bumi dan megahurst. BMKG sudah memasang alat itu. Sehingga nanti apabila terjadi itu peringatannya akan lebih cepat," katanya kepada wartawan.

Latih Warga

Selain penguatan teknologi peringatan dini, BNPB juga fokus melatih masyarakat yang tinggal di titik-titik rawan terdampak gempa bumi dan tsunami.

Pelatihan mitigasi ini penting agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi.

Suharyanto mengingatkan agar pola pikir lama yang salah tidak terulang lagi.

"Jadi tidak ada lagi zaman dulu mungkin ya begitu tsunami, airnya surut mereka malah lari ke tengah laut cari ikan segala macam. Kemudian datang gelombang besar, ini sudah tidak ada lagi. Nah kita semua yang ada di sini juga wajib memelihara dan meningkatkan terus kesiapan masyarakat kita," terangnya.

Kesiapan Kebumen

Menyikapi hal tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Kebumen, Udy Cahyono, mengatakan pihaknya sudah memiliki rencana kontijensi. Mengingat, Kabupaten Kebumen memiliki wilayah pesisir selatan yang rawan.

Setidaknya, ada 33 desa di Kebumen yang masuk dalam peta rawan tsunami. Udy menyebut, sebagian masyarakat di wilayah tersebut telah mendapat edukasi dan pelatihan mitigasi bencana.

"EWS (alat deteksi dini) juga sudah ada di 24 titik," tuturnya.

Selain itu, papan petunjuk evakuasi juga telah dipasang di sejumlah titik. Meski begitu, Udy sepakat bahwa edukasi kesiapsiagaan harus terus ditekankan kepada masyarakat.

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved