Berita Purbalingga

Pemkab Purbalingga Tak Tinggal Diam Lihat Pasar Segamas Sepi: Bantu Pasarkan Produk Lewat WA

Pemkab Purbalingga mengaku tak tinggal diam melihat Pasar Segamas sepi. Mereka menggelar event hingga membantu pemasaran produk.

Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/FARAH ANIS RAHMAWATI
SEPI - Pedagang pakaian di Pasar Segamas Purbalingga menunggu pembeli, Kamis (2/10/2025). Pedagang mengeluhkan sepinya pembeli di pasar tersebut. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Pemkab Purbalingga mengaku tak tinggal diam dengan kondisi Pasar Segamas yang dikeluhkan sepi oleh pedagang.

Mereka membantu mendatangkan pembeli dengan menambah fasilitas hingga menggelar event.

Saat ini, kondisi pasar yang sepi terutama dikeluhkan pedagang pakaian, sepatu, dan tas.

Selain tergerus pasar online, mereka menduga, pembeli enggan datang ke pasar karena tarif parkir untuk motor yang naik dari Rp1.000 menjadi Rp2.000.

Kepala UPT Wilayah 1 Pasar Segamas, Anwar mengatakan, sejumlah upaya sudah dilakukan namun hasilnya belum sesuai harapan.

"Selain membuat event untuk meramaikan pasar, kami juga telah mencoba memadukan penjualan tradisional dengan penjualan modern berbasis online."

"Namun, hingga kini, belum membuahkan hasil," kata Anwar saat dijumpai di kantor Pasar Segamas, Kamis (2/10/2025). 

Baca juga: Tarif Parkir Naik, Pedagang Pasar Segamas Purbalingga Sambat Sepi Pembeli

Satu di antara terobosan yang dilakukan adalah membuat aplikasi berbasis Whatsapp bernama Jujag Jujug yang kemudian berkembang menjadi Bang Toha sebagai media pemasaran produk.

Melalui aplikasi tersebut, petugas pasar berperan sebagai admin yang memajang produk pedagang. 

Pembeli dapat memesan lewat chat Whatsapp, lalu pesanan akan diantar langsung oleh petugas.

"Tapi, karena pengelolaan masih kurang profesional, peminatnya pun berkurang," kata Anwar.

Ia menjelaskan, kendala utama dalam menjalankan aplikasi itu adalah keterbatasan SDM petugas pasar.

"Kami sering terkendala mencari stok barang di pedagang sehingga membuat pengiriman lama."

"Akhirnya, minat pembeli menurun," jelasnya.

Padahal, menurut Anwar, bila aplikasi itu berjalan baik, pengelolaan sepenuhnya akan diserahkan kepada pedagang pasar.

"Kenyataannya, minat justru berkurang."

"Pedagang juga ngerasa ribet dan kurang tertarik sehingga aplikasi tersebut sekarang tidak berjalan lagi," ungkapnya.

Angkot Masuk Area Pasar

BAHAS PASAR SEPI - Kepala UPT Wilayah 1 Anwar membahas kondisi Pasar Segamas Purbalingga, di kantornya, Kamis (2/10/2025).
BAHAS PASAR SEPI - Kepala UPT Wilayah 1 Anwar membahas kondisi Pasar Segamas Purbalingga, di kantornya, Kamis (2/10/2025). (TRIBUNBANYUMAS/FARAH ANIS RAHMAWATI)

Upaya lain yang sudah ditempuh adalah memasukkan kembali angkot ke dalam area pasar.

"Ini kami lakukan untuk meringankan beban pedagang. Dengan masuknya angkot ke pasar, biaya kuli panggul dan becak bisa terpangkas," ujarnya.

Namun, upaya tersebut juga belum berhasil karena belum tercapainya kesepakatan antara pengelola parkir dengan paguyuban angkot.

"Pihak angkot maunya masuk gratis, sedangkan pengelola tetap meminta mereka membayar," kata Anwar.

Baca juga: Suami Istri di Baleraksa Purbalingga Tewas Dibacok Keponakan: Pelaku Mencari Perundung yang Kabur

Menurutnya, meski tarif yang ditawarkan sudah lebih murah, bahkan disamakan dengan pedagang, yakni Rp25 ribu per bulan, angkot tetap menolak.

"Organda, Dishub, dan koperasi angkot sudah kami kumpulkan."

"Dari Organda siap membantu pembuatan kartu member tapi angkot tidak mau bayar bulanan. Mereka tetap maunya gratis," terangnya.

Anwar menambahkan, pihaknya kini masih terus berupaya mencari solusi. 

"Kami akan mencoba berbagai cara agar Pasar Segamas kembali ramai dan pedagang bisa hidup lagi," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved