Berita Banyumas
Kisah Eprisa Wisudawati UMP, dari Kursi Roda Pamer 20 Karya Lukisan yang Menggetarkan
Tak hanya berprestasi di bidang akademik, Eprisa juga dikenal lewat karya-karya lukisnya.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
Eprisa meraih IPK Cumlaude 3.77.
Di kampus, ia merasa sangat terbantu karena berbagai fasilitas ramah disabilitas disediakan.
"Ada lift, tangga landai, bahkan apabila hujan dan ada kendala, saya diperbolehkan kuliah online.
Di mess UMP juga ada fasilitas ramah disabilitas," tutur sulung dari dua bersaudara ini.
Tak hanya berprestasi di bidang akademik, Eprisa juga dikenal lewat karya-karya lukisnya.
Sejak kecil, ia memang menyukai seni lukis.
Saat wisuda, ia bahkan memamerkan 20 karya lukisannya.
"Saya menuangkan perasaan lewat warna.
Melukis adalah cara saya mencurahkan isi hati yang tak tersampaikan," katanya.
Tak hanya menyentuh dengan kuas dan warna, Eprisa juga ingin mengubah dunia lewat teknologi.
Dalam tugas akhirnya, ia meneliti aplikasi deteksi penyakit daun tomat berbasis kamera.
Petani cukup memindai tanaman mereka, dan aplikasi akan secara otomatis mendeteksi penyakitnya.
"Tujuannya untuk memudahkan petani melakukan deteksi dini.
Ini bagian dari kepedulian saya terhadap petani seperti bapak saya," katanya.
Kini, setelah menyelesaikan studinya, Eprisa mulai menekuni dunia UI/UX Design secara freelance.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.