Berita Banyumas
Kisah Eprisa Wisudawati UMP, dari Kursi Roda Pamer 20 Karya Lukisan yang Menggetarkan
Tak hanya berprestasi di bidang akademik, Eprisa juga dikenal lewat karya-karya lukisnya.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Empat tahun lalu, Eprisa Nova Rahmawati (22) melangkahkan tekadnya ke Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), bukan dengan kaki, melainkan dengan semangat yang menggelora dari kursi rodanya.
Perempuan asal Desa Penusupan, Kecamatan Penjawaran, Kabupaten Banjarnegara ini menjadi salah satu dari 2.113 wisudawan dalam Wisuda ke-77 UMP, Sabtu (20/9/2025).
Di tengah kerumunan toga yang meriah, Eprisa hadir membawa kisah perjuangan bukan hanya sebagai mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, tetapi juga sebagai seorang disabilitas yang menjadikan keterbatasan sebagai kekuatan.
Delapan tahun lalu, ketika duduk di bangku kelas 3 SMP, hidup Eprisa berubah.
Ia divonis mengalami penyumbatan pada sumsum tulang belakang yang menyebabkan saraf motoriknya terputus.
Sejak itu, ia tak lagi bisa berjalan.
"Awalnya dunia saya seperti runtuh. Saya merasa berbeda, minder, dan sempat menutup diri dari lingkungan sosial," kata Eprisa kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (20/9/2025).
Namun masa-masa gelap itu perlahan berubah saat ia masuk kuliah.
Di lingkungan UMP, ia menemukan ruang aman untuk kembali percaya diri.
Dukungan keluarga, terutama dari ayahnya Slamet Riyadi yang seorang petani, dan ibunya, Sulasih, seorang ibu rumah tangga, menjadi pendorong utama.
"Bapak dan ibu tidak pernah menyerah mendampingi saya.
Mereka berhasil mendidik saya meskipun saya dalam kondisi disabilitas.
Mereka motivasi saya," ungkap Eprisa dengan mata berbinar.
Ia mendapatkan beasiswa penuh dan fasilitas ramah disabilitas.
Eprisa bukan hanya lulus tepat waktu. Ia juga merupakan penerima beasiswa penuh dari Rektor UMP, sebuah apresiasi atas prestasi dan semangatnya menuntut ilmu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.