Purbalingga
CURHAT Damkar Purbalingga, Armada Tahun 80an, Suku Cadang Sulit, Terpaksa Modifikasi Onderdil
Armada pemadam keluaran tahun 80-an. Jika ada kerusakan, suku cadang harus dipesan dan sering kali dimodifikasi.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Kondisi armada mobil pemadam kebakaran (damkar) yang sudah uzur menjadi tantangan tersendiri bagi para petugas Damkar Purbalingga dalam menjalankan tugasnya.
Kasi Pemadam Kebakaran Satpol PP Purbalingga, Arif Wahyudi, menyebut mayoritas kendaraan operasional mereka merupakan unit keluaran lama yang terus termakan usia.
Baca juga: RAWAN KEBAKARAN, Purbalingga Kekurangan 5 Pos Damkar, Banyak Desa Sulit Terjangkau Bantuan Cepat
Armada Keluaran Tahun 80-an
Menurut Arif, usia kendaraan yang sudah tua membuat proses perbaikan dan perawatan menjadi lebih rumit dan harus lebih sering dilakukan.
"Karena kendaraan kami di sini itu rata-rata keluaran tahun 1982, 1985, dan tahun 2000-an. Jadi memang sudah cukup tua sekali ya," jelas Arif kepada TribunBanyumas.com, Senin (15/9/2025).
Bahkan, kendaraan tersebut tidak hanya digunakan untuk memadamkan api, tetapi juga untuk berbagai misi penyelamatan lain karena belum adanya unit khusus.
Sulit Cari Suku Cadang
Masalah utama yang dihadapi adalah sulitnya mencari onderdil atau suku cadang untuk mobil-mobil tua tersebut.
Hal ini sering kali menghambat proses perbaikan.
"Kalau pun ada, itu harus menunggu dulu, kita pesan dulu. Tidak sembarang petugas juga tahu soal kendaraan lama, harus orang yang memang betul-betul paham," ucapnya.
Terpaksa Lakukan Modifikasi
Di tengah keterbatasan anggaran pemerintah daerah, pengadaan unit baru belum bisa menjadi pilihan.
Akibatnya, tim damkar harus "kreatif" agar armada yang ada tetap bisa beroperasi prima.
"Senjata kita sebagai pemadam ya kendaraan. Jadi mau tidak mau proses perbaikan harus lebih sering dilakukan. Salah satunya kita terpaksa melakukan modifikasi agar kendaraan tersebut bisa tetap jalan," ungkap Arif.
Pesan untuk Petugas
Menghadapi berbagai keterbatasan ini, Arif selalu berpesan kepada jajarannya untuk tetap bekerja dengan ikhlas dan gembira.
Menurutnya, semangat dan hati yang senang menjadi kunci dalam menjalankan tugas-tugas berat pemadam kebakaran.
"Saya selalu ingatkan ke teman-teman untuk selalu bekerja pakai hati. Kalau hatinya gak senang kan susah," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.