TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA - Dampak kemanusiaan dari kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Blora, semakin meluas.
Memasuki hari ketiga, Selasa (19/8/2025), jumlah warga yang diungsikan melonjak drastis menjadi 300 Kepala Keluarga (KK) atau total 750 jiwa.
Sementara itu, api dari sumur minyak yang berkobar sejak Minggu (17/8/2025) tersebut masih belum berhasil dipadamkan.
Baca juga: Kisah Pengungsi Kebakaran Sumur Minyak Blora, Tidur Beralas Tikar Kedinginan: Kami Butuh Alat Mandi
Upaya pemadaman bahkan kini menghadapi kendala baru, yaitu hujan deras yang mengguyur lokasi.
Pemilik Sumur Mulai Diperiksa PolisiĀ
Di tengah upaya pemadaman, pihak kepolisian terus melanjutkan penyelidikan.
Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, mengatakan, pihaknya telah meminta keterangan awal dari pemilik atau investor sumur minyak yang terbakar.
"Pemilik sumur sementara kemarin sudah kita mintai keterangan awal, nanti akan kita mintai keterangan kembali," jelas Kapolres, Selasa.
Selain pemilik, polisi juga akan memanggil empat orang saksi lagi hari ini untuk dimintai keterangan, sehingga total saksi yang diperiksa menjadi delapan orang.
Hujan Hambat Proses PemadamanĀ
Upaya tim gabungan untuk memadamkan api dengan metode pengurugan tanah kini terhambat oleh cuaca.
Hujan deras yang turun sejak pukul 11.41 WIB membuat area di sekitar titik api menjadi becek dan menyulitkan pergerakan alat berat.
Saat ini, empat unit ekskavator telah disiagakan di lokasi untuk mengeruk tanah yang akan digunakan untuk menutup sumber api.
Sementara itu, para pengungsi kini tersebar di beberapa titik aman, termasuk di tenda-tenda yang didirikan di balai desa dan lapangan voli setempat.