TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI - Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto memastikan tak ada korban jiwa dalam demo Pati, Rabu (13/8/2025).
Meski begitu, dia mengakui, ada 34 korban yang harus mendapat perawatan medis akibat demo yang ricuh.
Demo Pati yang berlansung di kawasan alun-alun dan kompleks kantor bupati Pati memanas sejak pagi.
Massa menuntut Bupati Sudewo keluar dari kantornya dan menemui pendemo.
Namun, lantaran Sudewo tak kunjung menemui massa, mereka mulai melempari kantor bupati menggunakan benda-benda yang ada di sekitar mereka, semisal batu, air mineral, kayu.
Polisi terpaksa membubarkan massa menggunakan tembakan gas air mata dan semprotan air dari water canon.
"Kami sudah mengonfirmasi terkait kabar adanya masyarakat yang meninggal akibat aksi."
"Sampai saat ini, hasil penelusuran, nihil," kata Artanto dalam konferensi pers, dikutip dari Breaking News Kompas TV.
Baca juga: Muncul 20 Detik, Bupati Pati Sudewo Minta Maaf ke Pendemo. Disambut Lemparan Sandal dan Air Mineral
Sementara, akibat kericuhan yang terjadi, Artanto mengakui, ada puluhan korban luka.
"Ada 34 orang yang dirawat di rumah sakit, baik dari warga maupun anggota Polri."
"Mereka mengalami luka lebam, bocor kepala, dan robek," imbuhnya.
Menurut Artanto, hingga Rabu sore, tindakan medis kepada sejumlah korban luka masih dilakukan.
"Korban (yang dirawat di rumah sakit) rata-raya mengalami sesak napas karena gas air mata yang kami lepaskan karena suasana chaos," katanya.
Artanto memastikan, demo Pati telah rampung.
Dia menyatakan, pukul 15.00 WIB, suasana di lokasi demo sudah kondusif.
Meski begitu, polisi masih melakukan penyisiran untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Demo Ribuan Warga Pati
Demo Pati berawal dari kebijakan Pemkab Pati menaikkan tarif PBB hingga 250 persen.
Warga Pati makin emosi ketika Bupati Sudewo menantang warga melakukan demo jika tak menerima kebijakan tersebut.
Warga yang panas langsung merencanakan demo.
Baca juga: 5 Bulan Menjabat, Bupati Pati Keluarkan 3 Kebijakan Kontroversial. Siap Didemo 50 Ribu Warga
Mereka juga menggalang donasi logistik untuk aksi demo yang ditetapkan berlangsung 13 Agustus.
Suasana Pati pun makin memanas saat donasi warga sempat diangkut Satpol PP.
Ketegangan yang terjadi akhirnya membuat Bupati Sudewo melunak.
Sudewo membatalkan kenaikan PBB.
Sayang, warga terlanjur emosi dengan sikap arogansi Sudewo.
Tuntutan demo Pati yang semula meminta pembatalan kenaikan PBB berubah menjadi turunnya Sudewo dari jabatan bupati. (*)