Beberapa ojol memilih untuk tetap melayani order secara offline demi menjaga kepercayaan pelanggan setia.
Salah satu pengemudi ojol, Sukento (45), memilih untuk tetap mengantar jemput penumpang secara manual karena sudah memiliki pelanggan tetap.
"Aplikasinya saya matikan, tapi saya tetap antar jemput anak sekolah langganan," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com.
Sukento menambahkan, "Mereka sudah percaya sama saya."
Sementara itu, pengemudi ojol lainnya, Alimin (35), memutuskan untuk tidak menarik penumpang sama sekali pada hari ini.
Meski tidak ikut turun ke jalan, ia tetap menunjukkan solidaritasnya.
"Saya off bid, tapi tidak ikut demo," ujarnya.
Alimin melanjutkan, "Hari ini istirahat saja di rumah."
Pengemudi ojol lain, Sofyan, mengatakan dirinya ikut off bid sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan-rekannya yang berdemonstrasi.
"Saya tetap mengikuti imbauan off bid sebagai bentuk solidaritas," katanya.
Sofyan mengungkapkan kekhawatirannya, "Kalau tetap on khawatir ditembaki."
Ia menjelaskan, istilah "ditembaki" dalam konteks ini berarti dikerjai oleh rekan sesama pengemudi dengan order fiktif atau order dengan jarak yang sangat jauh.
Hal serupa diungkapkan oleh pengemudi ojol lainnya, Endro.
Namun, Endro tetap on bid karena kebetulan sedang berada di Banjarnegara.
"Saya tetap on bid karena lagi di Banjarnegara, biasanya setiap hari standby di Purwokerto," tambahnya.