TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Muhammad Ridwan terlihat sibuk mengiris jahe dan kunir di sebuah meja kecil di sudut peternakan di belakang relokasi Pasar Johar, Kota Semarang, Jumat (16/5/2025).
Tangannya kemudian menuangkan air panas ke dalam panci, lalu mencampur potongan rempah itu dengan gula merah dan sejumput garam.
Asap hangat mengepul dari cairan cokelat kemerahan yang ia sebut sebagai jamu semangat, minuman tradisional khusus untuk sapi-sapi yang ia rawat.
Ridwan merupakan petugas yang bertanggung jawab atas kesehatan sapi-sapi yang ada di peternakan tersebut.
Ini bukan sembarang peternakan, melainkan rumah penggemukan sapi yang menjadi usaha Masjid Agung Semarang, Berkah Beef.
"Setiap sapi yang masuk ke sini, pertama saya kasih ini," ujar Ridwan, sambil mengaduk perlahan ramuan dalam wadah besar, Jumat.
"Biar makannya semangat, badannya sehat, dan nanti waktu dikirim kondisinya prima," sambungnya.
Baca juga: Cermati Gejala PMK sebelum Membeli Hewan Kurban. DPP Kendal Ungkap Ciri-ciri Penyakit Mulut dan Kuku
Di rumah penggemukan Berkah Beef, Ridwan menjadi sosok sentral.
Dengan 55 ekor sapi yang tengah digemukkan, hari-harinya diisi dengan rutinitas ketat dan penuh perhatian.
Ia bukan sekadar memberi makan dan membersihkan kandang tapi juga membaca suasana hati sapi-sapi itu, mengetahui mana yang sedang lesu, mana yang perlu perhatian lebih.
Jadwal makan sapi kurban itu pun teratur dan spesifik.
Bahkan, tak jarang, tangan gemati Muhammad Ridwan memijit badan para sapi yang terlihat lemas.
"Pagi jam delapan dikasih sentrat, terus jam sebelas dapat camilan dami-dami garing. Jam satu siang suket (rumput) hijau, terus jam tiga sore sentrat lagi," jelasnya.
Sentrat, kata Ridwan, dibuat dari campuran katul, kedelai, tetes tebu, dan polar pakan padat nutrisi untuk percepatan penggemukan.
Kebersihan kandang pun tak luput dari perhatian.