Gempa Myanmar

Gempa Myanmar Tewaskan 2.056 orang, Warga Masih Bertahan dan Tidur di Jalan

Editor: rika irawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI KERUSAKAN GEMPA - Gempa Myanmar menewaskan sedikitnya 2.056 orang per Senin (31/3/2025). Warga pun masih tidur di jalan lantaran gempa susulan masih sering terjadi.

TRIBUNBANYUMAS.COM, NAYPYIDAW – Korban tewas akibat gempa Myanmar yang terjadi Jumat (28/3/2025), hingga Senin (31/3/2025), mencapai 2.056 jiwa.

Melihat banyaknya korban jiwa ini, junta militer Myanmar menetapkan masa berkabung nasional hingga 6 April mendatang.

Selama sepekan ke depan, warga Myanmar diminta mengibarkan bendera nasional setelah tiang sebagai bentuk belasungkakwa.

Dalam pernyataan resmi, junta militer Myanmar menyatakan, negara akan mengheningkan cipta selama satu menit pada Selasa (1/4/2025), tepat pukul 12.51 lebih 2 detik waktu setempat atau waktu yang sama ketika gempa magnitudo 7,7 pertama kali terjadi. 

"Orang-orang harus berhenti di tempat mereka berada untuk memberi penghormatan kepada para korban," ujar junta militer dikutip dari kantor berita AFP pada Senin (31/3/2025). 

Baca juga: Gempa Myanmar Runtuhkan Gedung Setengah Jadi di Bangkok Thailand, 43 Pekerja Masih Terjebak

Media massa diminta menghentikan siaran sejenak dan menampilkan simbol-simbol duka. 

Doa bersama juga akan dilakukan di kuil dan pagoda di seluruh negeri. 

Pencarian terhadap korban pun masih terus dilakukan meski mulai melambat, terutama di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

Kota yang memiliki populasi lebih dari 1,7 juta jiwa ini menjadi satu di antara daerah yang paling terdampak gempa Myanmar. 

"Situasinya sangat buruk sehingga sulit untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi," kata Aung Myint Hussein, kepala pengurus Masjid Sajja Utara di Mandalay. 

Warga Tidur di Jalan

Sudah empat malam berturut-turut warga Mandalay tidur di jalan. 

Banyak dari mereka kehilangan tempat tinggal atau takut kembali ke rumah karena gempa susulan terus terjadi sepanjang akhir pekan.

Sebagian warga membawa tenda namun tak sedikit yang hanya beralaskan selimut dan beristirahat di tengah jalan, menjauh dari bangunan demi menghindari bahaya reruntuhan. 

Sementara, hingga hari ini, junta militer mencatat, lebih dari 3.900 orang dilaporkan terluka dan 270 lainnya masih hilang dalam insiden tersebut.

Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah. 

Baca juga: Imbas Gempa Myanmar: Gedung 34 Lantai di Bangkok Thailand Runtuh, 81 Orang Masih Terjebak

Halaman
12

Berita Terkini